Bicara Masa Lalu Hingga Pengkhianatan, Aktivis 98 Bersikap Atas Pertemuan Prabowo dan Budiman Sudjatmiko, Begini Kata-katanya...

Bicara Masa Lalu Hingga Pengkhianatan, Aktivis 98 Bersikap Atas Pertemuan Prabowo dan Budiman Sudjatmiko, Begini Kata-katanya...

Seleb | BuddyKu | Kamis, 20 Juli 2023 - 18:39
share

BARAK (Barisan Rakyat) 08 menyambut baik pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua DPP PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko pada Selasa, (18/7/2023).

Ketua Umum BARAK 08, Marthin Sinaga memandang pertemuan itu adalah gambaran penting mengedepankan kepentingan masa depan bangsa ketimbang terjebak dalam konflik masa lalu.

Sikap Budiman sesuai dengan sikap kami yang juga banyak diisi oleh aktivis pergerakan. Bangsa ini terlalu berharga jika perbedaan sikap masa lalu dijadikan belenggu untuk menata masa depan yang lebih baik, kata dia di Jakarta, Kamis, (20/7/2023).

Bagi Marthin, seorang aktivis tak hanya harus dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat, tetapi juga fokus pada kepentingan yang lebih besar.

Masa lalu itu pelajaran yang perlu kita ambil hikmahnya untuk sebuah kepentingan yang lebih besar, kepentingan Nasional. Bahwa persatuan dan kemajuan (bangsa) jauh lebih penting untuk diperjuangkan. Bicara kebangsaan harusnya fokus ke upaya membangun masa depan yang lebih baik," tutur Marthin.

"Pertemuan Pak Prabowo dengan Mas Budiman menggambarkan bahwa perbedaan di masa lalu bisa diselesaikan dengan mengedepankan tujuan bersama meraih masa depan yang lebih baik, sambungnya.

Menurut Marthin, rakyat jangan mau dibelenggu masa lalu yang justru bisa menghambat proses rekonsiliasi. Prabowo, lanjut dia, secara ksatria telah menjalani proses hukum yang perlu dijalani. Sekian alasan perihal pelanggaran HAM masa lalu yang ditudingkan juga sudah berkali-kali diutarakan secara terbuka.

Sekarang yang paling penting adalah menatap masa depan, jelas Marthin.

Selain itu, kata dia, pertemuan Prabowo dengan Budiman seharusnya tidak dimaknai negatif, apalagi dicap sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita perjuangan.Dalam pertemuan tersebut keduanya secara terbuka menyatakan memiliki visi yang sama terhadap Indonesia ke depan.

"Tidak elok kalau kita menghakimi sebuah upaya rekonsiliasi sebagai pengkhianatan," pungkas Marthin.

Topik Menarik