Geger Butet Bacain Puisi Otak Pandir dan Capres Doyan Nyulik, Bos Survei Nyamber: Emangnya Nyebut Nama Siapa Sih?

Geger Butet Bacain Puisi Otak Pandir dan Capres Doyan Nyulik, Bos Survei Nyamber: Emangnya Nyebut Nama Siapa Sih?

Seleb | BuddyKu | Rabu, 28 Juni 2023 - 11:28
share

Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya ikut merespons reaksi publik terkait aksi Budayawan Butet Kartaredjasa yang membacakan puisi di hadapan kader PDIP dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di GBK, Jakarta.

Dalam akun Twitternya, ia mengatakan jika Butet diminta membuktikan terkait tuduhan seperti dalam puisinya tersebut.

Namun, dirinya justru menyinggung terkait nama sosok dalam puisi yang dibacakan Butet.

"Butet disuruh membuktikan tuduhannya... Emangnya butet nyebut nama siapa sih?," cuitnya singkat, seperti dilansir Rabu (28/6/2023).

Diketahui, dalam acara tersebut Butet mengatakan PDIP mengerahkan semangat meneruskan, akan tetapi di sisi lain ada kelompok yang menginginkan perubahan.

"Disini semangat meneruskan, disana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan," ucap Butet.

Tak hanya itu, Butet kemudian menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanya air yang parkir.

"Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir," tuturnya.

Tambah Butet, ia menuturkanada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK.

"Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal," ungkapnya.

Selain itu, ia juga menyebut capres jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan sosok yang berambut putih dan bekerja keras. Butet lalu menyindir sosok capres yang hobinya \'menculik\'.

"Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik," ujar dia.

"Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan," imbuhnya.

Topik Menarik