Mengapa Bisa Terjadi Ketindihan? Apakah karena Gangguan Setan?

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Gaes, fenomena ketindihan bukan hal baru untuk kita. Mengutip dari halaman klikdokter, ketindihan (sleep paralysis) adalah kondisi karena adanya ketidaksikronan antara otak dan tubuh pada saat tidur.

Sejauh ini, ketindihan terjadi karena 2 hal. Banyak orang meyakini bahwa ketindihan terjadi karena gangguan setan. Hal ini tidak salah. Bila disebabkan karena gangguan setan, hal ini terjadi dari penunggu rumah yaitu si gende alias genderuwo, atau setan jenis jin.

Bila hal ini terjadi, orang yang bersangkutan akan bisa langsung melihat roh setan. Selain melihat roh setan, biasanya setelah bangun tidur, yang bersangkutan masih merasakan gangguan roh setan. Kebanyakan mendengar seperti ada suara-suara di telinga.

Penyebab kedua terjadinya ketindihan adalah karena gangguan saluran pernafasan, seperti sesak nafas. Juga bisa terjadi karena faktor kejiwaan, misalnya karena stres, terlalu lelah.

Bila ketindihan terjadi, penyebabnya murni karena faktor-faktor tersebut, dan bukan karena gangguan setan.

Mengatasi Ketindihan

Penulis pernah mengalami ketindihan karena penyebab yang pertama, dari gangguan setan. Tubuh terasa berat, tak bisa digerakkan, seperti terikat. Tetapi dalam kondisi demikian, penulis melihat sosok roh setan yang mengganggu.

Meski mulut seperti terkunci, penting diingat bahwa dalam kondisi semacam itu, perlu untuk menguatkan hati dan berdoa. Kekuatan doa dari dalam hati ini akan membantu untuk menggerakkan tubuh, lepas dari gangguan setan.

Ketika bangun tidur, tetap perlu diwaspadai gangguan roh setan berupa suara-suara yang terdengar jelas di telinga. Setelah mengalami gangguan setan dalam tidur, perlu lebih banyak waktu untuk mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa-doa.

Hal ini perlu dilakukan untuk menguatkan iman, meneguhkan hati agar tidak mudah diganggu setan dalam tidur. Jangan lupa, lakukan doa sebelum tidur.

Mintalah perlindungan Tuhan dijauhkan dari gangguan setan, juga perlindungan untuk alam sadar dan alam bawah sadar. (Yohana Sri W.)