Kisah Sukses Muhammad Alfatih Timur, Pendiri Platform ‘Urunan’ yang Pernah Dirundung
IDXChannel Kisah sukses Muhammad Alfatih Timur mendirikan KitaBisa patut diulas. Ia membuat perusahaan yang mempermudah masyarakat untuk bergotongroyong mendonasikan uang secara online.
Jika dulu penghimpunan dana untuk donasi mengharuskan seseorang untuk menghampiri orang asing satu per satu, mengajukan proposal kepada perusahaan, atau menggalang dana secara perseorangan.
Dengan KitaBisa, penghimpunan dana sosial dalam nominal yang besar pun jadi lebih mudah. Dilansir dari Cermati, setidaknya sudah lebih dari 2.000 penggalangan donasi berhasil dilakukan dan disalurkan secara aman dan tepat sasaran lewat KitaBisa.
Dana yang terkumpul ini digunakan untuk beragam tujuan sosial, mulai dari biaya pendidikan anak-anak yang tidak mampu, bencana alam, pertolongan biaya medis bagi anak-anak yang membutuhkan biaya pengobatan mahal, membangun tempat peribadatan, bahkan membantu pembangunan UMKM.
Pihak yang menggunakan KitaBisa untuk penggalangan dana ini terdiri dari komunitas, individu, lembaga zakat, juga beragam yayasan.
Dari mana awal mula Alfatih memulai perusahaan crowdfundingnya ini?
Kisah Sukses Muhammad Alfatih Timur
Alfatih sudah berprestasi sejak masih SMA, namun murid-murid lain sering merundungnya. Mengatainya culun. Namun Alfatih menghiraukannya dan lebih memilih fokus pada studinya.
Berkat ketekunannya, ia berhasil masuk kelas akselerasi SMA Negeri 1 Padang pada 2005-2007. Fatih lantas melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saat berkuliah pun, ia juga aktif berkegiatan.
Ia pernah menjadi Ketua Departemen Kemahasiswaan BEM FE UI dan BEM UI. Lelaki yang juga akrab dipanggil Timmy ini juga lulus dari Universitas Indonesia sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk kategori pengabdian masyarakat.
Alfatih juga pernah menjadi asisten untuk Rhenald Kasali di Rumah Perubahan. Dari Rhenald, ia juga menambah pengalamannya dengan bergabung bersama Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia.
Ia sangat berminat pada kewirausahaan sosial. Ia sangat ingin membantu masyarakat kelas bawah yang sangat membutuhkan pertolongan, namun tak mampu menyuarakan pertolongan.
Saat itu, Alfatih mulai mengumpulkan referensi dan mempelajari bagaimana skema penggalangan donasi berjalan di luar negeri. Rupanya, platform crowdfunding adalah salah satu wadah penggalangan dana yang efektif, namun belum ada di Indonesia.
Dari sini, ia dan co-founder lain memutuskan untuk membangun KitaBisa. Awal-awal pendiriannya pun tak mudah, sebab Alfatih harus membuat orang lain percaya bahwa KitaBisa menyalurkan donasi dengan benar.
Ia berupaya memperkenalkan KitaBisa ke kampus-kampus agar lebih dikenal, namun tetap saja KitaBisa sulit diterima masyarakat. Apalagi sudah banyak kasus penipuan terjadi di Indonesia, sehingga orang tidak langsung percaya untuk menyumbangkan uangnya.
Ia pun berupaya membuktikan secara transparan bahwa dana donasi tersebut tersampaikan dengan benar. Ia juga memperbaiki agar situs KitaBisa bekerja lebih baik. Selain itu, Alfatih juga sempat kesulitan mencari investor.
Karena konsep bisnis wirausaha sosial masih dianggap kurang prospek dan tidak akan bertahan lama. Namun Alfatih berhasil membuktikan bahwa KitaBisa dapat bertahan lama. Berkat konsep donasi online yang mudah dan inklusif.
Dengan KitaBisa, orang-orang bisa berdonasi dalam nominal kecil, sehingga siapa pun bisa berdonasi dengan berapa pun dana yang dimilikinya saat itu. Tak perlu menunggu orang kaya untuk berdonasi dalam jumlah besar.
Kini, KitaBisa telah menjadi perusahaan, dikelola oleh PT Kita Bisa Indonesia dan Yayasan Kita Bisa. Platform yang dikembangkan Alfatih telah mengantongi perizinan resmi dan legal. Salah satunya adalah izin Pengumpulan Uang dan Barang Kemensos untuk kategori umum dan bencana alam.
Banyak pihak telah menggunakan platform-nya untuk menggalang dana untuk beragam tujuan sosial. Kini, KitaBisa bertransformasi menjadi kotak amal modern.
Muhammad Alfatih Timur mendapatkan banyak penghargaan berkat bisnis crowdfunding yang didirikannya ini. Ia bahkan masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia.
Demikianlah kisah sukses Muhammad Alfatih Timur, pendiri platform crowdfunding di Indonesia. ( NKK )