Kisah Haru Tuna Netra Calon Haji asal Ambon, Bisa ke Tanah Suci usai 10 Tahun Menunggu
AMBON, iNews.id - Kisah tuna netra bisa naik haji 2023 bisa menjadi inspirasi. Meski tak bisa melihat, perempuan bernama Jania Pari binti Abdul Azis Pari (66) mengaku bisa merasakan semua momen haji.
Jania merupakan jemaah calon haji asal Ambon. Dia sudah menunggu ke Tanah Suci selama 10 tahun.
Setelah menanti selama 10 tahun saya menjadi satu dari 314 JCH Kota Ambon yang akan berangkat ke Tanah Suci memenuhi panggilan Allah SWT di musim haji 1444 Hijriah, kata Jania, Rabu (14/6/2023).
Berbagai persiapan dilakukan Jania, menghafal doa, cara mengerjakan rukun haji dan lain sebagainya terus dipelajarinya tanpa rasa bosan, karena penantian untuk menyempurnakan rukun Islam dapat terwujud di tahun ini.
Hanya berharap bisa laksanakan semua rukun dengan baik dan bisa kembali menjadi haji yang mabrur, katanya.
Dia mengaku, keterbatasan melihat tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan ibadah, karena ada petugas haji maupun JCH lain yang akan menolong.
Seng (tidak) apa-apa kan ada petugas haji dan teman-teman sekampung juga, Beta (saya) pasti kuat jalani ibadah karena ini merupakan panggilan Allah SWT, ujarnya.
Jania menuturkan, awal mendaftar sebagai calon jemaah haji kota Ambon, dirinya dalam kondisi fisik yang sehat dan bugar. Tetapi berjalan waktu di tahun 2020 saat pandemi Covid -19 melanda dunia termasuk Maluku, ibu enam orang anak mengalami kehilangan penglihatan.
Meski sudah tidak dapat melihat indahnya dunia, dia tetap semangat untuk berangkat ke Tanah Suci terus membara di hati dan pikiran dengan harapan bisa masuk dalam kuota haji di tahun 2023.
Alhamdulillah di tahun 2023 beta jadi jemaah calon haji, walaupun tanpa didampingi anggota keluarga, Beta senang akhirnya bisa naik haji, biar seng bisa melihat tapi bisa merasakan. Mama sangat senang dan bahagia karena 10 tahun penantian terjawab sudah, tuturnya.
Ketua Kloter 33 JCH Kota Ambon, Abdul Gani Rehalar menyatakan, pelayanan kepada JCH tetap dilakukan sesuai standar yang ada.
Pelayanan dan perhatian untuk jemaah, akan dilaksanakan dengan melibatkan petugas dalam kloter, petugas pelayanan umum, kesehatan, dan pembimbing ibadah. Petugas haji katanya melaksanakan tugas dengan ikhlas dan tidak membeda-bedakan jemaah dalam memberi layanan.
Saya ingatkan supaya petugas tetap ikhlas dan semangat dalam melayani tamu Allah.Saling bekerjasama dalam melayani tamu Allah, katanya.