Kisah Putri Ariani sang Bintang American Got Talent, Begini Kepribadiannya di Mata Guru dan Sahabat
JAKARTA,celebrities.id - Remaja asal Bantul, Jawa Tengah, Putri Ariani, membuat bangga orangtua dan sekolahnya. Putri Ariani, memukau dunia dengan suara emasnya di ajang pencarian bakat Golden Buzzer.
Gadis kelahiran 31 Desember ini adalah siswa kelas 11 di SMKN 2 Kasihan Bantul atau yang dikenal Sekolah Menengah Musik (SMM). Bocah ini adalah salah satu dari dua murid tuna netra di sekolah tersebut.
Di mata teman-teman dan guru, Putri memiliki kepribadian yang menarik. Kepala SMKN 2 Kasihan Bantul, Agus Suranto mengatakan meskipun sudah mendulang prestasi dan sudah populer namun tak lantas membuat Putri tinggi hati alias sombong. Remaja kelahiran Riau ini tetap rendah hati.
"Pokoknya dia tidak menganggap dirinya spesial. Tidak star sindrom istilahnya," ucap kepala sekolah di lokasi, Rabu (7/6/2023).
Sikap Putri sama seperti sebelumnya. Putri dikenal rendah hati dan tidak suka mencari perhatian. Teman-temannya menaruh simpati terhadap Putri.
Putri dinilai bisa menempatkan diri, ketika di sekolah dia sebagai siswa, termasuk di orkestra. Agus mengaku sangat sering bertemu dengan kedua orangtuanya, 2-3 hari sekali. Dari pertemuan dan pengamatannya itulah, Agus beranggapan jika Putri sudah tidak lagi memikirkan keterbatasan fisik.
"Tahapannya sekarang memberi motivasi. Sudah beres dengan dirinya. Dia berkarya, bikin lagi, dan kompoaisinya sendiri. Puluhan juta yang menyaksikan. Dan itu patut ditiru," katanya.
Agus menambahkan Putri berada di Amerika Serikat tepatnya di Los Angeles sejak bulai Mei yang lalu. Dia sudah berada di LA Sekitar 7-10 hari dan itu semua atas izin sekolah.
"Putri tidak pernah berprinsip demi satu mengorbankan yang lain, nanti tak harmonis," katanya.
Hal ini membuat Agus bersyukur karenaPutri menyadari harus mengikuti pembelajaran secara akademi di sekolah harus juga stabil. Sehingga walaupun di luar negeri namun Putri tetap mengerjakan tugas-tugas dari sekolah. Apalagi saat ini cukup banyak cara belajar.
Menurutnya, sekolah memang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan bakatnya. Seperti yang terjadi pada Putri, di mana dia mengmbil spesifikasi instrumen Flute sehingga mempelajari instrumen mayor itu sebagai pelajaran wajib.
Tetapi pembelajaran kompetensi, sekolah memberikan ruang seluas luasnya. Putri diberi ruang atau kesempatan mengekspose kemampuan di luar instrumen mayornya Flute dan itu bisa apa saja. Dan ini tidak terjadi pada Putri Ariani saja karena siswa yang lain juga begitu.
"Dia (Putri) memiliki kompetensi lebih dari satu. Cita-citanya memang ingin jadi super star," tuturnya.
Ayah Putri menceritakan, Putri tidak bisa berjalan sendiri saat sekolah karena tuna netra. Dia membutuhkan bantuan temannya.
"(Itu) Bergantian. Tak hanya 1-2 anak saja yang bantu," ucap sang ayah.
Ketika di Orkestra dia juga sebagai player biasa dan tidak pernah menonjolkan diri dengan tetap sebagai pemain flute sama seperti pemain yang lain. Dan walaupun dalam orkresta ada penyanyinya, namun dia tidak pernah meminta jadi penyanyi Meskipun berprestasi di bidang itu.




