Transformers: Rise of the Beasts Review – Upaya Mengekspansi Franchise

Transformers: Rise of the Beasts Review – Upaya Mengekspansi Franchise

Seleb | BuddyKu | Rabu, 7 Juni 2023 - 03:10
share

Pada satu franchise film, akan ada masanya dimana franchise tersebut bertemu dengan titik jenuhnya. Tak hanya itu, seri film tentunya perlu melakukan ekspansi, memberikan ruang lebih luas untuk berkembang supaya dapat dinikmati penonton lebih banyak. Sekilas, itu yang dibawa pada Transformers: Rise of the Beasts.

Transformers: Rise of the Beasts merupakan film action bertema science fiction dari franchise mainan milik Hasbro yang disutradarai oleh Steven Caple Jr. Membawa bintang-bintang seperti Anthony Ramos, Dominique Fishback, serta Pete Davidson, Ron Perlman, hingga Peter Dinklage, film ketujuh dari seri Transformers sekaligus sekuel lepas dari Bumblebee ini berpusat pada kisah Noah dan Elena yang terjebak di tengah perang antara Autobot dan Terrorcon untuk mendapatkan kunci Transwarp. Konflik ini mendorong munculnya kembali Maximal yang datang untuk menjaga Bumi dari ancaman Unicron.

Secara narasi, Transformers: Rise of the Beasts melebur elemen yang dibawa pada Bumblebee serta elemen-elemen ikonik dari lima film pertama seri tersebut. Hal ini diperlihatkan melalui pusat cerita yang membawa karakter manusia baru, alih-alih kembali mengusung karakter dari prekuelnya tiga tahun lalu. Selebihnya, film akan didominasi pembangunan lore mengenai kubu protagonis yakni Autobot dan Maximal serta pihak antagonis melalui Terrorcon-nya.

Selain itu, film ketujuh di seri ini membawa elemen dramatis pada pihak manusia seiring dengan tubrukan sentimen antara manusia dan alien, membuat karakter manusia memiliki porsi pas untuk mendapatkan kepedulian pada fate -nya.

Sebagai prequel , Transformers: Rise of the Beasts seakan ingin mengekspansi eksistensi dari seri Transformers sembari memberikan penyegaran dalam formula pembangunan ceritanya. Alih-alih menyajikan kembali pertarungan antara Autobot dan Decepticon seperti berbagai film sebelumnya, munculnya Terrorcon sebagai antek-antek Unicron membuat semesta sinematik ini terasa lebih besar seiring dengan dimunculkannya sang pelahap planet.

Munculnya Maximal sebagai ally juga memberikan rasa baru dan mendapatkan backstory , membuat kubu ini lebih baik dari Dinobot pada Transformers: Age of Extinction yang hanya menjadi kubu pendukung protagonis tanpa diberi jatah latar belakang.

Paramount Pictures

Tak hanya itu, Autobot muncul dengan lineup baru seperti Mirage, Arcee, Wheeljack, hingga Stratosphere, mendampingi Optimus Prime dan Bumblebee yang menjadi prominent member pada kubu tersebut. Didukung dengan karakterisasi yang baik pada masing-masing anggotanya, lineup terbaru Autobot ini tampak lebih menyenangkan walau pada akhirnya film ini belum berani sepenuhnya melepaskan begitu saja anggota pentingnya sebagai fanservice semata.

Adversary dari Autobot di Transformers: Rise of the Beasts muncul melalui eksistensi Terrorcon, menggantikan Decepticon yang telah hadir pada enam film Transformers.

Hal menarik yang tersaji melalui kubu ini adalah bagaimana robot pada kubu jahat ini memberikan nuansa teror pada karakter manusia dan penonton, membuat film arahan Steven Caple Jr. ini memiliki sentuhan thriller pada beberapa segmennya. Akan tetapi, Scourge yang diposisikan sebagai pemimpin Terrorcon tampak kurang meaningful , membuatnya tak lebih dari minion dari Unicron alih-alih sebagai pemimpin kubu musuh yang kejam layaknya Megatron, The Fallen, atau bahkan Lockdown.

Transformers Rise of the Beasts

Layaknya Bumblebee, Transformers: Rise of the Beasts membawa latar sebelum film pertama pada seri ini. Berpusat pada tahun 1994, film yang diusung oleh Paramount Pictures ini tampak berhasil menghidupkan nuansa 90an seiring pemutarannya. Referensi pop culture seperti Wu-Tang Clan lengkap dengan deretan kendaraan ikonik di masa tersebut seperti Porsche 964 Carrera hingga Nissan Skyline GT-R R33 dihadirkan demi membuat latar filmnya menjadi believable .

Transformers: Rise of the Beasts juga tampak ingin meleburkan elemen-elemen teknis yang diusung oleh Michael Bay pada film-film terdahulunya. Hal ini diperlihatkan melalui battle scene yang kolosal antara Autobot-Maximal dan Terrorcon-Predacon, tersaji dalam representasi yang penuh keseruan melalui ledakan, tebasan, hingga tubrukan antar besi dari tubuh para alien Cybertron tersebut.

Meski tidak sebombastis pendahulunya, film ini tetap mampu memberikan kepuasan tersendiri dan layak untuk dinikmati secara menggugah melalui studio bioskop dengan layar lebar dan sound banyak sisi.

Akhir kata, Transformers: Rise of the Beasts adalah upaya Hasbro untuk mengekspansi seri Transformers melalui leburan elemen yang berhasil pada Bumblebee dan lima film sebelumnya.

Walau begitu, rasa setengah hati untuk melepaskan karakter ikonik serta musuh yang kurang memorable membuat film ini terasa inferior dibanding prekuelnya tiga tahun lalu meski tetap worth it untuk ditonton selagi masih tersedia di berbagai bioskop.

Topik Menarik