Lagi, Dugaan Praktik Menyimpang Pesantren Al-Zaytun Terbongkar, Mantan Tokoh NII Blak-blakan

Lagi, Dugaan Praktik Menyimpang Pesantren Al-Zaytun Terbongkar, Mantan Tokoh NII Blak-blakan

Seleb | BuddyKu | Selasa, 6 Juni 2023 - 08:54
share

FAJAR.CO.ID, JAKARTA Mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII), Ken Setiawan membongkar pola praktik menyimpang yang dilakukan orang-orang di Pondok Pesantren Al Zaytun.

Pondok pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang itu lagi-lagi mendapat sorotan. Bagaimana tidak ajaran-ajarannya disebut menyimpang dari agama Islam.

Seperti yang baru-baru ini viral video Panji Gumilang menyanyikan Shalo Alaicheim viral di media sosial. Panji Gumilang melantunkan salam Yahudi di dalam Masjid Al-Zaytun di depan ribuan jemaah.

Pun soal wanita yang salat di barisan depan berbaur dengan jemaah pria tak kalah hebohnya hingga memantik pro kontra.

Melalui tayangan di kanal Youtube Herri Pras, Ken Setiawan kemudian mengungkap bagaimana Al-Zaytun menganggap Din sebagai negara.

Sebagaimana diketahui agama dalam bahasa Arab berbunyi Din. Namun, Din ini justru bukanlah sebuah agama menurut pesantren Al-Zaytun.

Kita diperkenalkan bahwa Din itu bukan agama, melainkan sebuah negara, ada peraturannya. Di mana negaranya? Quran itu kan bicara peraturan, Madinah adalah tempat di mana diberlakukan hukum Islam jadi mereka katakan Madinah adalah Madinah Indonesia, terang Ken dikutip Selasa (6/6/2023).

Lebih lanjut Ken menjelaskan bagaimana Al-Zaytun merekrut anggota baru untuk bergabung dengan aliran ponpes tersebut. Menurutnya satu korban akan direkrut oleh lima perekrut.

Perekrut tersebut akan membawa korbannya untuk menyelami dunia yang disukainya. Misalnya membicarakan hobi yang sama, hingga korban merasa yakin dengan pernyataan kelima perekrut.

Satu korban biasanya lima perekrut. Dulu korbannya laki-laki yang rekrut lima perempuan cantik yang hobinya sama. Ada istilah kawan-kawan dangdutan. Jadi di bawah ke dunianya dulu. Dangdutan artinya seperti ini, satu perekrut bertanya, satu lagi bertanya. Nanti yang lain membenarkan terus korban membenarkan, sambungnya.

Kemudian korban ini akan dibawa ke sebuah tempat dan digambarlah sebuah akar, batang dan buah. Kemudian ditanamkan dalam pikiran korban perihal kesamaan. Korban diminta untuk menjadi seperti pohon yang baik.

Mereka punya doktrin untuk orang baru itu di bawah ke sebuah taman nanti diajak ke rumah ada papan tulis, spidol, digambar akar, batang, buah. Kalau kita ingin mencapai surga, jadilah seperti pohon yang baik. Orang Islam harus tinggal di negara Islam, bebernya. (Elva/Fajar)

Topik Menarik