Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Contoh Naskah Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis

Seleb | BuddyKu | Kamis, 20 April 2023 - 23:02
share

JAKARTA, iNews.id - Contoh naskah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis menjadi salah satu materi khutbah yang biasa disampaikan di hari raya Idul Fitri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan memperbaiki diri agar jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

Idul Fitri adalah momen yang penuh kebahagiaan dan syukur setelah sebulan penuh menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hari yang ditunggu-tunggu ini biasanya diisi dengan saling bermaafan dan mengunjungi keluarga dan kerabat untuk merayakan bersama.

Selain itu, pada hari raya Idul Fitri juga biasanya diadakan shalat Id bersama di masjid atau lapangan. Dalam shalat Idul Fitri, khutbah Id menjadi salah satu bagian penting yang disampaikan oleh khatib.

Khutbah Idul Fitri biasanya berisi pesan-pesan kebaikan dan nasihat untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa umat Muslim.

Khutbah ini juga sering kali dijadikan sebagai momen refleksi untuk merenungkan kembali perjuangan yang telah dilakukan selama satu bulan penuh dalam menjalankan ibadah puasa.

Berikut contoh naskah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis, seperti dikutip iNews dari NU Online.

Contoh Khutbah Idul Fitri yang Membuat Jamaah Menangis
Istiqamah untuk Kembali Mengenal Allah

Khutbah I

() () ()


.
.

. .


Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,


Alhamdulillah, syukur yang tiada terkira kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wataala sebab atas ridha dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di tempat ini untuk menunaikan rangkaian ibadah shalat Idul Fitri sembari kita mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil sebagai pengakuan kita akan kebesaran-Nya. Saat ini juga kita patut bergembira karena selama bulan puasa kita diberi kesempatan untuk menambah pundi-pundi pahala, juga menghapus dosa-dosa kita. Semoga semuanya membuahkan hasil yang maksimal.


Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu,


Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Atas karunia besar ini, sudah seyogyanya kita senantiasa terus-menerus berupaya sepenuh hati meningkatkan ketakwaan dalam diri kita dengan menjalankan segala perintah Allah subhanahu wataala dan menjauhi larangan-Nya.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,
Idul Fitri sering dimaknai sebagai hari raya sekaligus pertanda berakhirnya ibadah puasa Ramadhan. Dalam budaya Nusantara ini ia lebih masyhur dengan istilah lebaran (terselesaikan). Dalam kamus Al-Maany Idul Fitri dimaknai sebagai,


Artinya: Hari pertama bagi orang-orang yang berpuasa Ramadhan mulai kembali berbuka dengan makan dan minum seperti di hari-hari biasa.
Selain itu ada juga yang memaknai Idul Fitri dengan kembali suci atau terbebas dari dosa. Makna ini disandarkan pada hadits tentang keutamaan dihapusnya dosa bagi orang yang berpuasa.


Tiga makna di atas tentu tidaklah keliru, namun pada kesempatan yang berbahagia ini khatib ingin mengajak menyelami makna fitrah dalam Al-Quran.


Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,


Allah subhanahu wataala memerintahkan dalam Al-Quran agar menghadapkan wajah kita kepada agama yang lurus sebagai fitrah kehambaan kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (QS. Ar-Rum: 30).


Imam Al-Qurthubi menafsirkan fitratallah sebagai fitrah agama. Adapun maksud dari lafaz hanifan itu adalah lurus dan jauh dari agama-agama yang menyimpang.

Dengan demikian, maksud dari ayat tersebut adalah Allah menyuruh Rasulullah beserta umatnya untuk menghadapkan serta menegakkan wajahnya (tidak menengok ke kanan dan ke kiri) pada agama Allah (Islam). Karena pada dasarnya setiap anak yang masih berada dalam kandungan ibunya, mereka sudah mengakui ketuhanan Allah (baik kedua orang tuanya Muslim atau non-Muslim).

Dalam kata lain, Idul Fitri adalah konsep kehambaan yang mengantarkan kita untuk kembali mengenal Allah subhanahu wataala. Bukankah tanpa kita sadari bahwa Ramadhan yang telah berlalu mengantarkan sekaligus mengajarkan kita untuk kembali mengenal Allah melalui beragam ibadah; kenal kembali kepada Allah melalui puasa, qiyamullail, shalat berjamaah, membaca al-Quran, sedekah, memberi buka puasa dan lain-lain, yang kesemuanya tidak bisa kita lakoni kecuali di bulan Ramadhan.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,

Jika Ramadhan telah mengajarkan kita untuk mengenal Allah, maka Idul Fitri ibarat puncak tujuan bahwa kita betul-betul diharapkan sudah kembali mengenal Allah. Setelah kita mengenal Allah, tugas terbesar saat ini adalah bagaimana cara merawatnya, jangan sampai kita hanya mengenal Allah hanya saat Ramadhan saja, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang ulama saleh terdahulu yaitu Bisyr Al-Hafi,

Artinya: Sejelek-jelek kaum adalah yang mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. Ingat, orang yang saleh yang sejati adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh sepanjang tahun (Lathaif Al-Maarif, h. 390).

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,

Lalu bagaimana agar kita tetap istiqamah mengenal Allah pasca Ramadhan? Pertama, berdoa agar hati kita tetap istiqamah dan tidak mudah berubah. Di antara doanya,

Artinya: Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu) (HR at-Tirmidzi).
Kedua, berkumpul dengan orang-orang yang saleh yang mengantarkan pada kebaikan.

Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya. (QS al-Kahfi: 28).

Ayat ini menyimpan makna agar kita senantiasa bersama orang-orang yang saleh sebab membersamai mereka bukan hanya bisa menenangkan hati namun juga mendorong diri untuk selalu berbuat baik.
Ketiga, berusaha beribadah terus-menerus walaupun hanya sedikit, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

Artinya: Amalan yang paling dicintai di sisi Allah taala adalah amalan yang dilakukan secara terus-menrus (dawam) walau jumlahnya sedikit. (Muttafaqun Alaih).

Barangkali menjaga terus amalan kita sebagaimana saat di bulan Ramadhan, seperti shalat malam, berjamaah di masjid, dan baca al-Quran, adalah perkara yang sulit. Namun teruslah berusaha secara maksimal, walaupun nanti intensitasnya berkurang yang penting bisa rutin dan tetap dijaga.

Jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,

Demikianlah khutbah Idul Fitri tahun 14443 H, semoga Allah subahanahu wa taala menerima semua amal ibadah Ramadan kita. Semoga Allah subahanahu wa taala memberikan kekuatan lahir dan batin kepada kita sehingga tugas-tugas yang telah diamanahkan kepada kita dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Amin ya rabbal \'alamiin.

.

.

Khutbah II

() ()
.


:
.
.

Demikianlah contoh naskah khutbah Idul Fitri yang membuat jamaah menangis.

Topik Menarik