Tips Membujuk Ibu Merestui Hubungan Calon Menantu ala Ustadz Adi Hidayat, dari Lisan ke Hati

Tips Membujuk Ibu Merestui Hubungan Calon Menantu ala Ustadz Adi Hidayat, dari Lisan ke Hati

Seleb | BuddyKu | Selasa, 17 Januari 2023 - 22:33
share

JAKARTA, celebrities.id - Pernah mendengar hadits yang berbunyi, ridha orangtua adalah ridha Allah SWT. Nah, hadits tersebut juga berlaku untuk urusan jodoh.

Orangtua, khususnya ibu biasanya menginginkan jodoh yang terbaik untuk anaknya. Maka dari itu, terkadang seorang ibu terlalu selektif dalam memilih calon menantunya.

Ustadz Adi Hidayat atau UAH, dalam tausiahnya mengungkapkan jika ada seorang ibu yang selektif, tentunya memiliki alasan untuk kebaikan bagi anaknya juga.

"Yang pertama, ibu itu dalam konteks kehidupan kita berada di atas segalanya. Karena tidak ada satupun perbuatan anak, yang bisa membalas perjuangan ibu mewujudkan anak itu terlahir, tumbuh berkembang dan dewasa ga ada apapun yang bisa dinilai. Jangan bandingkan pemberian anda yang mewah bisa membalas baktinya ibu, gak bisa," kata Ustadz Adi Hidayat dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Selasa (17/1/2023).

"Karena itu kalau kita melihat ayat-ayat Alquran tentang ibu sifatnya ketaatan kepatuhan, kasih sayang doa, curahan limpahan pahala," ucap UAH.

Maka dari itu, sebagai seorang anak jangan pernah menentang apa kemauan seorang ibu. Jika sang ibu terlalu selektif. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan pendekatan secara persuasif, dengan berbicara secara perlahan.

"Maka yang pertama diterangkan dengan cara yang bijak, apa itu hikmah, gambarannya gini, saya mau tarik dalam dunia dialog dulu dengan orangtua. Ada lisan, kepikiran ada lisan ke hati, kalau lisan ke pikiran, jadinya diskusi, kalau lisan ke hati jadinya perasaan," tutur UAH.

Ada baiknya, sebagai anak harus tetap menyentuh ibu dengan lembut untuk menerima calon menantunya itu.

"Sentuh dia tepat di hatimu maka dia akan jadi milikmu, jadi ibu itu sikap perasaannya begitu tinggi, makanya ketika ada seorang ibu tadi misal tidak meridhai, jangan dipahami sebagai tidak meridhai dulu, dipahami sebagai boleh jadi ada pertimbangan lain, sebagai nilai kasih sayang yang ingin disampaikan kepada anak sehingga anak mendapat kebaikan kebaikan itu," kata UAH.

Topik Menarik