Kisah Tanto Hariadi, Berawal dari Tukang Kebun Kini Jadi Pemilik PO Bus Sari Mustika

Kisah Tanto Hariadi, Berawal dari Tukang Kebun Kini Jadi Pemilik PO Bus Sari Mustika

Seleb | BuddyKu | Senin, 16 Januari 2023 - 09:31
share

JAKARTA, iNews.id Bagi mereka yang kerap melakukan perjalanan menggunakan bus dari Pulau Jawa-Sumatera PP, mungkin tidak asing lagi dengan PO bus Sari Mustika. Siapa pendiri perusahaan otobus (PO) ini?

PO bus ini ternyata didirikan oleh tukang kebun. Hebatnya perusahaan ini masih eksis hingga sekarang.

Berdasarkan data di laman resmi PO Sari Mustika, perusahaan ini didirikan pada 2003 silam. Bus yang kerap disebut Sarimex tersebut didirikan oleh Tanto Hariadi. Hingga saat ini, Tanto masih memegang kursi kepemimpinan.

Namun jauh sebelum membuka PO bus, Tanto mengungkapkan dirinya sempat bekerja sama membuka PO Sido Rukun. Itu yang menjadi awal mula alih profesi dari tukang kebun ke dunia transportasi.

Saya itu kan dari Tayu, kerjanya hasil bumi (tukang kebun). Dari 1971 itu saya diajak join sama kakak ipar saya Sido Rukun. Tapi terus kan ada masalah, ada kecelakaan, dan sebagainya. Dia keberatan, terus saya berdiri sendiri, ujar Tanto dalam unggahan video di kanal YouTube PerpalZ TV.

Setelah terjadi perselisihan, Tanto memutuskan keluar dari manajemen Sido Rukun. Berbekal pengalaman menjalankan perusahaan transportasi, akhirnya dia memutuskan membuka PO bus sendiri.

Waktu itu ada masalah dipanggili aparat. Padahal yang ngadepin aparat ya saya. Saya disarankan buat bikin sendiri saja. Akhirnya berdiri sendiri, bikin Sari Mustika, katanya.

Penamaan yang dibuat pada perusahaannya cukup unik. Tanto tak melupakan dari mana dirinya berasal. Meski tak memiliki filosofi mendalam, tapi ini terbukti membuat perusahaan tetap eksis hingga sekarang.

Kita dari hasil bumi itu kita dapat sarinya, terus ditambahi mustika. Dulu kerjanya kan hasil bumi, tapi di Tayu, ujar Tanto, yang memilih pusat garasi PO Sari Mustika di Semarang, Jawa Tengah.

Melihat persaingan saat ini, Tanto menceritakan manisnya dunia transportasi darat, khususnya bus di masa lalu. Dia mengungkapkan tak kerepotan mencari penumpang karena mereka sendiri yang akan mencari angkutan umum.

Waktu itu zamannya enak, bus bisa muatannya 100 orang sampai ada yang berdiri (bergelantungan di pintu). Sekarang busnya banyak tapi penumpangnya enggak ada. Kita mau jalan ke Sumatera kursinya 50, orangnya enggak sampe 40, ucapnya.

Dia mengungkapkan namun saat momen libur Lebaran penumpang sudah tak bisa ditampung di dalam bus. Bahkan, ada yang rela berdiri di pintu mulai dari titik keberangkatan hingga sampai ke tujuan.

Topik Menarik