Cara Memainkan Alat Musik Saron, Ternyata Ada Filosofinya
JAKARTA, celebrities.id - Cara memainkan alat musik saron disesuaikan dengan temponya. Salah satu alat musik gamelan ini hadir dalam versi pelog dan slendro.
Saron yang digunakan untuk mengiringi wayang kulit versi Surakarta memiliki jumlah bilah sembilan buah. Sedangkan saron Jawa Timuran peran saron sangat dominan karena saron digunakan untuk membuat lagu.
Dilansir dari berbagai sumber pada Sabtu (14/1/2023), celebrities.id telah merangkum cara memainkan alat musik saron sebagai berikut.
Cara Memainkan Alat Musik Saron
Ada berbagai cara memainkan alat musik saron. Jika menabuh saron dengan menyesuaikan nada maka nada yang imbal dan menabuh bergantian saron yang satu dengan saron yang lainnya. Cepat lambatnya tabuhan saron ditentukan bagaimana kendang ditabuh.
Alat musik saron memiliki hitungan notasi tertentu untuk memainkannya. Pada saat menggambarkan kondisi peperangan, maka saron ditabuh dengan cepat dan keras. Apabila saron dimainkan hanya untuk sebagai pengiring saja, maka ditabuh dengan tempo yang pelan dan halus.
Saron dimainkan menggunakan pemukul yang disebut panakol. Saat memukul bilah-bilah saron, tangan kiri menahan getaran dari lempengan besi supaya tidak berdengung pada waktu yang lama. Menekan bilah saron bisa dilakukan menggunakan jari tengah pada tangan kiri.
Filosofi Alat Musik Saron
Saron merupakan instrumen gamelan dari keluarga balungan. Nama saron berasal dari kata saron yang mengalami perubahan huruf hidup atau huruf mati. Saron memiliki makna jika manusia harus memiliki sikap tegas dan lantang saat menegakkan kebenaran.
Alat musik saron mempunyai 7 atau 14 bilah (wilah) yang terbuat dari bahan logam perunggu yang diletakkan di atas wadah kayu berongga yang disebut rancakan kijingan.
Dalam pembuatannya, alat musik saron harus menggunakan jenis kayu tertentu supaya dapat menghasilkan suara yang bagus. Sedangkan dalam pemilihan bahan dasar bilah harus menggunakan pilihan logam seperti perunggu, tembaga, besi ataupun bahan campuran dari beberapa jenis logam.
Pemilihan bahan dasar saron dari kayu hingga logam berpengaruh pada suara yang dihasilkan. Untuk menghasilkan suara yang bagus, maka gunakanlah bahan dasar perunggu.
Alat musik saron dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul yang disebut panakol saron. Panakol dibuat dari bahan kayu yang menyerupai palu.
Mengutip dari buku Prosiding Seminar Nasional Sanata Dharma Berbagi "Pengembangan, Penerapan Dan Pendidikan \'Sains Dan Teknologi\' Pasca Pandemi" terbitan Sanata Dharma University Press, tangga nada pada alat musik saron memiliki filosofi menggambarkan kehidupan manusia yang kompleks.
Pada tangga nada \'Ji\' (siji/satu) yang memiliki makna barang (kepala). Lalu pada tangga nada \'Ro\' (loro/dua) yang memiliki arti jangga (leher). Makna leher yaitu jalan menuju kehidupan. Pada nada tangga \'Lu\' (telu/tiga) memiliki arti jaja (dada), memiliki makna kehidupan.
Tangga nada \'Mo\' (limo/lima) artinya panca indra manusia yang meliputi telinga, kulit, hidung, mata dan kulit. Terakhir, nada tangga \'Nem\' (enem/enam) artinya panca indra diikat oleh sesuatu yang lebih tinggi yaitu rasa.

