Sejarah Nama-Nama Bulan di Kalender Masehi
JAKARTA- Sejarah nama-nama bulan di kalender masehi menarik diulas. Menurut penanggalan masehi yang dibuat oleh bangsa Barat pada zaman Romawi kuno.
Sejarah nama-nama bulan di kalender masehi ini meruoaka sebagai cara untuk menandai waktu dan memecah tahun menjadi periode yang lebih pendek berdasarkan orbit Bulan mengelilingi Bumi.
Sejauh yang kita tahu, bulan pertama kali digunakan di Mesopotamia antara tahun 500 SM dan 400 SM untuk mengukur periode alami yang berkaitan dengan bulan lunar, atau bulan sinodik, yaitu waktu yang dibutuhkan Bulan untuk melewati semua bulan.
Bangsa Romawi menamai beberapa bulan menurut posisi mereka dalam tahun kalender: September berarti bulan ke-7, Oktober berarti 8, November berarti 9, dan Desember berarti bulan ke-10.
Namun, ketika Januari dan Februari akhirnya ditambahkan dan awal tahun kalender dipindahkan ke Januari, posisi bulan-bulan tersebut tidak lagi sesuai dengan arti aslinya.
Seperti contoh bulan April juga diambil dari bahasa Romawi Aprilis yang maksudnya adalah bulan kedua dalam tahun Romawi. Dulu, kalender Romawi sebelum era Julius Caesar hanya memiliki 10 bulan.
Lalu, January diambil dari nama Dewa Janus, dewa bangsa Romawi Kuno yang dianggap sebagai dewa gerbang akan sesuatu yang baru. Kata January sudah digunakan sejak tahun 46 Sebelum Masehi.
Sedangkan Juni atau June terinspirasi dari kata Juno, nama yang diberikan kepada dewi bangsa Romawi yang dianggap genius dan kuat layaknya laki-laki. Namun, sejarawan tidak yakin kapan nama Juni pertama kali digunakan oleh masyarakat kuno.
Sementara Desember juga berasal dari kata Latin Decem yang artinya sepuluh. Dalam kalender Romawi Kuno sebelum era Julius Caesar, Desember masih dijadikan bulan ke-10. Di bulan Desember inilah Romawi juga merayakan Saturnalia sebagai penghormatan terhadap dewa dewi mereka.
(RIN)








