Pengertian Tembang Macapat, Contoh, Fungsi, Jenis dan Unsur

Pengertian Tembang Macapat, Contoh, Fungsi, Jenis dan Unsur

Seleb | BuddyKu | Senin, 12 Desember 2022 - 13:14
share

JAKARTA, celebrities.id Dalam karya sastra budaya Jawa ada jenis puisi yang secara khusus dibuat menjadi tembang yakni biasa dikenal dengan Macapat. Tembang macapat memiliki pengertian, jenis, unsur, dan contoh yang khas untuk menyampaikan pesan dalam alunan puisi.

Tembang macapat memiliki aturan berupa guru lagu dan guru wilangan yang berbeda-beda. Macapat sendiri adalah singkatan dari maca papat-papat yang artinya setiap baris terdapat empat suku kata dan dinyanyikan dengan empat suku kata juga.

Pengertian dan Fungsi Tembang Macapat

Dikutip dari laman badanbahasa.kemdikbud.go.id,alam Bahasa Jawa tembang macapat diartikan sebagai Maca Papat-Papat yang artinya dalam Bahasa Indonesia yaitu membaca empat-empat. Pengertian tersebut mengacu pada aturan macapat yaitu guru wilangan. Macapat juga berasal dari frase lagu yang artinya melagukan nada keempat.

Tembang macapat berisi nasihat yang disampaikan dengan cara yang bijak. Dalam tembang macapat berisi amanat sehingga orangtua zaman dulu menggunakan jenis tembang ini untuk menasihati anak-anak.

Tembang macapat dari awal keberadaannya pada abad XIV Masehi hingga kini dimanfaatkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, antara lain sebagai hiburan, estetika, pendidikan.

Ada juga yang menggunakan saat pementasan tradisional, sarana surat-menyurat, senandung teman bekerja, mantra penolak bala, upacara temu temanten adat Jawa, upacara kegiatan Pangestu dan filosofi siklus kehidupan.

Jenis Tembang Macapat dan Maknanya

Macam-macam tembang macapat terdiri dari urutan yang menggambarkan perjalanan hidup manusia sejak masih menjadi janin dalam kandungan hingga meninggal. Urutan ini dimulai dari Macapat Maskumambang dan terakhir adalah Macapat Pucung.

Dikutip dari Badan Bahasa Kemendikbud dan juga situs Selopamioro Pemkab Bantul, berikut ini jenis tembang macapat dan maknanya.

1. Maskumambang

Dalam Bahasa Indonesia maskumambang artinya emas terapung. Makna maskumambang yaitu melambangkan anak yang masih berada dalam kandungan ibunya. Makumambang berisi nasihat untuk anak supaya selalu berbakti kepada orang tua.

2. Mijil

Mijil berasal dari Bahasa Jawa yaitu \'wijil\' artinya keluar. Makna mijil yaitu saat anak lahir dan keluar dari rahim sang ibu. Mijil digunakan untuk memberi nasihat dan ajaran untuk manusia supaya tabah dalam menjalani kehidupan.

3. Sinom

Dalam Bahasa Jawa sinom disebut juga isih enom yang berarti masih muda. Makna dari tembang macapat sinom yaitu menggambarkan masa muda yang penuh dengan harapan.

4. Kinanti

Kinanti berasal dari kata kanthi atau tuntun yang artinya bimbing. Makna tembang macapat kinanthi yaitu menggambarkan kehidupan anak yang butuh bimbingan menuju jalan yang benar.

5. Asmarandana

Asmarandana terdiri dari dua kata yaitu asmara yang artinya asmara dan dahana yang artinya api. Makna tembang macapat asmarandana menggambarkan kehidupan manusia yang saling jatuh cinta dengan kekasihnya.

6. Gambuh

Gambuh artinya jodoh. Makna tembang gambuh yaitu menggambarkan kisah hidup manusia yang sudah bertemu dengan pasangannya hingga terikat dalam sebuah pernikahan.

7. Dhandhanggula

Dhandhanggula berasal dari kata dhangdhang yang artinya mengharapkan dan berharap. Sedangkan kata gula berarti bahagia, manis dan indah. Makna tembang macapat ini yaitu menggambarkan jika sesuatu yang indah bisa didapat dengan perjuangan.

8. Durma

Durma berarti marah, berontak. Tembang macapat ini menggambarkan watak manusia yang sombong, angkuh, serakah, mudah emosi, mengumbar nafsu dan suka berbuat semena-mena.

9. Pangkur

Tembang pangkur artinya undur diri. Pangkur menggambarkan kehidupan manusia yang sudah mulai tua dan mengalami kemunduran fisiknya.

10. Megatruh

Berasal dari dua kata yaitu megat yang artinya pisah dan ruh yang artinya nyawa. Sehingga megatruh artinya berpisahnya ruh dari tubuh manusia. Makna tembang macapat ini berisi nasihat supaya manusia mempersiapkan diri menuju alam baka.

11. Pucung

Pucung diartikan sebagai orang meninggal. Makna tembang macapat ini menggambarkan jika manusia akan kembali kepada Tuhan dan mempertanggung jawabkan amal selama di dunia.

Contoh Tembang Macapat

1. Maskumambang

Dhuh anak mas sira wajib angurmati,
marang yayah rena,
aja pisan kumawani,
anyenyamah gawe susah.

2. Mijil

Dedalane guna lawan sekti,
kudu andhap asor,
wani ngalah dhuwur wekasane,
tumungkula yen dipundukani,
bapang den simpangi,
ana catur mungkur

3. Sinom

Nuladha laku utama,
tumraping wong tanah Jawi,
wong agung ing Ngeksiganda,
panembahan Senapati,
kepati amarsudi,
sudane hawa lan nepsu,
pinesu tapa brata,
tanapi ing siyang ratri,
amemangun karyenak tyas ing sasama.

4. Kinanti

Mangka kanthining tumuwuh,
salami mung awas eling,
eling lukitaning alam,
dadi wiryaning dumadi,
supadi nir ing sangsaya,
yeku pangreksaning urip.

5. Asmarandana

Gegaraning wong akrami,
dudu bandha dudu rupa,
amung ati pawitan,
luput pisan kena pisan
yen ta gampang luwih gampang,
yen angl angl kalangkung,
tan kena tinumbas arta.

6. Gambuh

Lan sembang sungkem ipun
Mring Hyang Sukma elinga sireku
Apan titah sadaya among sadermi
Tan welangsira andhaku
Kabeh kagungan Hyang Manon.

7. Dhanndhanggula

Nanging yen sira ngguguru kaki,
amiliha manungsa kang nyata,
ingkang becik martabate,
sarta kang wruh ing kukum,
kang ngibadah lan kang ngirangi,
sukur oleh wong tapa,
ingkang wus amungkul,
tan mikir pawewehing liyan,
iku pantes sira guronana kaki,
sartane kawruhana.

8. Durma

Dipunsami hambanting sariranira,
cecegah dhahar guling,
darapon sudaa,
napsu kang ngambra-ambra,
rerema hing tyasireki,
dadi sabarang,
karsanira lestari.

9. Pangkur

Muwah ing sabarang karya
Ingprakara gedhe kalawan cilik
Papat iku datan kantun
Kanggo sadina-dina
Lan ing wengi nagara miwah ing dhusun
Kabeh kang padha ambegan
Papat iku nora lali.

10. Megatruh

Sigra milir sang gthk sinangga bajul,
kawan dasa kang njagni,
ing ngarsa miwah ing pungkur,
tanapi ing kanan kring,
sang gthk lampahnya alon.

11. Pucung

Ngelmu iku kalakone kanthi laku,
lekase lawan kas,
tegese kas nyantosani,
setya budya pangekese dur angkara

Unsur Tembang Macapat

Setiap tembang macapat memiliki strukturnya masing-masing. Perbedaan pada setiap tembangmacapat terletak pada unsurnya, yakni guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan atau jumlah baris, bunyi sajak pada akhir baris, dan jumlah suku kata pada setiap baris.

Struktur tersebut dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Guru Gatra

Guru gatra adalah jumlah baris dalam satu bait tembang macapat. Guru gatra terdiri dari huruf romawi dari empat, lima, enam, tujuh, sembilan, dan sepuluh.

2. Guru Lagu

Guru lagu adalah bunyi sajak pada setiap bait tembang macapat. Bunyi pada tembang macapat biasanya bersajak a, i, u, e, o.

3. Guru Wilangan

Guru wilangan merupakan jumlah suku kata dalam setiap baris.

Agar lebih paham, perhatikan tabel unsur tembang macapat berikut ini:

(Sumber: Buku Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna karya Zahra Haidar)
(Sumber: Buku Tembang Jawa Indah dan Kaya Makna karya Zahra Haidar)

Sebagai contoh, berikut aturan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan pada tembang macapat Mijil.

1. Guru gatra: 6

Maksud guru gatra 6 adalah bahwa aturan tembang mijil memiliki 6 baris atau larik. Di mana setiap larik dapat berupa frasa, klausa, atau kalimat.

2. Guru wilangan: 10,6,10,10,6,6

Guru wilangan 10,6,10,10,6,6 menunjukkan bahwa jumlah suku kata pada baris pertama berjumlah 10 kata, baris kedua berisi 6 kata, baris ketiga berisi 10 kata, dan seterusnya sampai baris ke enam yang berisi 6 kata.

3. Guru lagu: a,o,e,i,i,u

Maksud dari a,o,e,i,i,u ini adalah akhir suku kata pada setiap baris harus berupa huruf vokal a,oe,i,i,u. Baris pertama berakhiran huruf vokal a, dan seterusnya hingga baris terakhir berakhiran huruf vokal u.

Topik Menarik