Pengertian Puisi Lirik, Ciri, Struktur dan Contoh
JAKARTA, celebrities.id - Pengertian puisi lirik dapat menambah pengetahuan kamu terkait dengan definisi jenis puisi yang sering digunakan dalam pementasan acara teatrikal ini.
Puisi lirik dimulai sebagai pelengkap hiburan zaman Yunani kuno dan diklasifikasikan berdasarkan kategori puisi lain pada zaman kuno klasik termasuk drama dan puisi epik.
Liriknya jauh lebih pendek dan dibedakan juga dengan fokusnya pada keadaan pikiran serta tema pribadi penyair daripada alur naratif. Puisi ini juga akan dinyanyikan dengan instrumen lain yang menghibur.
Dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (7/12/2022), celebrities.id telah merangkum pengertian puisi lirik, sebagai berikut.
Pengertian Puisi Lirik
Merujuk pada e-Modul Bahasa Indonesia Paket B Setara SMP/MTs Kelas VIII (2018) oleh Neneng Kadariah, puisi lirik merupakan puisi yang mengandung ungkapan batin individual penyair atau penulisnya dengan segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang melingkupinya. Puisi lirik terdiri atas beberapa macam, seperti elegi, serenada dan ode.
Ciri Puisi Lirik
Struktur Puisi Lirik
a. Tema
Tema merupakan gagasan utama yang ingin diungkapkan oleh penyair atau penulis puisi. Tema yang diungkapkan adalah penggambaran suasana batin atau juga berupa respons penyair terhadap kenyataan sosial budaya.
b. Nada & Suasana
Nada juga mempengaruhi sikap penyair terhadap pembaca, sementara suasana merupakan keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.
c. Feeling
Sebuah puisi juga mengandung perasaan yang lahir dari batin penyair atau penulis puisi. Perasaan seorang penyair tentunya akan berbeda satu dengan lainnya.
d. Amanat
Amanat adalah pesan moral yang disampaikan penyair dalam puisinya. Pesan tersebut muncul dalam ungkapan yang tersembunyi.
Contoh Puisi Lirik
1. Kepada Jakarta
(Ajip Rosidi)
Kukutuk kau dalam debu keringat kota
Karena di balik keharuan paling dalam
Mengintip malaria
Kucinta kau kala senja
Mentari mengubur sinar menyirat bukit-bukit atap
Menari di kening-kening rumah, membelai perut sungai
Lalu lintas bergegas, kelip lampu beca
Semua makin pudar, semua jadi samar
Lahir kembali dalam kecerlangan malam
Mengambang mobil-mobil hitam di aspal hitam
Kucinta kau dalam ketelanjangan malam
Penuh warna dalam keriahan gemilang
Sibuk dalam kelengangan arah
Menjadi sudut jiwa paling sepi
Menyaruk-nyaruk jalan menyusur kali
Becermin di permukaan air kemilau
Bulan rendah seolah terjangkau
Kucinta kau kalau dinihari
Redam batuk memecah sunyi
Dan nyanyian tukang beca
Mengadukan nasib pada langit
Dan bintang yang tak mau ngerti
Kucinta Jakarta
Karena kau kota kelahiran kedua
(Sumber: Pedoman FLS2N Tahun 2022 Jenjang SMA/MA)
2. Lagu Laut
(D. Zawawi Imron)
Sampaikan salamku, wahai kecipak laut
Pada bumi Bugisku yang hangat
Perahuku teramat jauh kini berlayar
Kutembangkan siul di tengah jerit lautan
Dan langit
tempat melukis hati gadisku
di mana saja sama birunya
Karena kesetiaan perlu diuji
oleh jarak, topan dan cakrawala
Semua gelombang biarkan terus menggebu
Paling-paling jadi gambar tenun sarungku
Dan sekian karang
bisa dihindar dengan kemudi
Ibu, alangkah jauhnya Sinjai
Meski tanpa tali temali
Engkau tetap tambatan
Dan kalau malang perahuku karam
Kuyakin hatimu, Ibu,
adalah kuburku yang sebenarnya
(Sumber: Pedoman FLS2N Tahun 2022 Jenjang SMA/MA)
3. Cinta Lain
(Tom Odell)
Saya ingin membawa Anda ke suatu tempat sehingga Anda tahu saya peduli
Tapi itu sangat dingin dan saya tidak tahu di mana
Aku membawakanmu daffodil dalam rangkaian yang cantik
Tapi mereka tidak akan berbunga seperti musim semi lalu
Dan aku ingin menciummu, membuatmu merasa baik-baik saja
Saya sangat lelah untuk berbagi malam saya
Aku ingin menangis dan aku ingin cinta
Tapi semua air mataku sudah habis
(Sumber: Read Poetry)
4. Katakan Sesuatu
(Ian Axel & Chad King)
Katakan sesuatu, aku menyerah padamu
Saya minta maaf karena saya tidak bisa menghubungi Anda
Di mana saja, saya akan mengikuti Anda
Katakan sesuatu, aku menyerah padamu
Dan aku akan menelan harga diriku
Kaulah yang aku cinta
Dan saya mengucapkan selamat tinggal
(Sumber: Read Poetry)
5. The Pains of Sleep
(Samuel Taylor Coleridge)
Di tempat tidur saya, anggota tubuh saya berbaring,
Saya tidak terbiasa berdoa
dengan bibir yang bergerak atau lutut yang tertekuk;
Tapi diam-diam, perlahan-lahan,
Semangat saya untuk Mencintai menulis,
Dalam kepercayaan rendah hati kelopak mata saya tertutup,
Dengan pengunduran diri penuh hormat,
Tidak ada keinginan yang tersirat, tidak ada pemikiran yang diungkapkan,
Hanya rasa permohonan.
(Sumber: Literary Devices)


