Tenda Romantis untuk Kebutuhan Biologis Pasutri Usulan Ustadz Pimpinan Ponpes

Tenda Romantis untuk Kebutuhan Biologis Pasutri Usulan Ustadz Pimpinan Ponpes

Seleb | BuddyKu | Minggu, 4 Desember 2022 - 06:44
share

CIANJUR, iNewsJoglosemar.id Tenda Romantis untuk menyalurkan kebutuhan biologis pasutri (sepasang suami istri) korban gempa di Cianjur Jawa Barat. Ternyata Tenda Romantis ini merupakan usulan Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Assuyuthiyyah, Ustadz Ferry.

Tenda Romantis sekilas malah mirip tenda anak Pramuka di sekolah. Terdiri dari terpal biru yang membentuk segitiga trapesium dengan ditopang beberapa tiang. Untuk mencegah air hujan masuk, di bagian atap kain dilapisi lagi kain terpal warna jingga.

Tenda itu berdiri di Kampung Bayubud, Desa Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur. Dinamakan Tenda Romantis karena diperuntukkan bagi sepasang suami istri yang tinggal di pengungsian terdampak gempa Cianjur.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Assuyuthiyyah, Ustadz Ferry menjelaskan, dipasangnya Tenda Romantis di sekitar tenda pengungsian terkait kebutuhan biologis.

Makanya tenda ini diperuntukkan bagi pasangan suami istri, kata Ustadz Ferry yang juga pencetus berdirinya Tenda Romantis tersebut.

Pihaknya mempersilahkan istilah apapun nama untuk tenda tersebut. Asal dengan pemikiran positif. Mau pakai nama apa saja boleh, mau Tenda Romantis, Tenda Biru, Tenda sakinah, Tenda mawadah dan lainnya asal dengan pemikiran yang positif, harapnya.

Berawal dari obrolan para pengungsi yang berada di tempat pengungsian terdampak Gempa Cianjur, dirinya mendengarkan curhatan seseorang yang telah lama merantau selama berbulan-bulan.

Namun, saat pulang, rumahnya hancur diterjang gempa. Sehingga, pasangan suami istri tersebut terpaksa tinggal di tenda pengungsian.

Satu sampai dua hari masih bisa tahan, tapi lama kelamaan muncul ingin bercinta (berhubungan intim), ujarnya.

Dari obrolan tersebut, kata Ustadz Ferry, dirinya berinisiatif untuk menjadikan salah satu tenda yang dipakai khusus ibu menyusui dipakai tenda khusus para pasangan suami istri.

Kami bersama warga sepakat memfungsikan tempat yang sebelumnya untuk ibu menyusui, dipakai tenda romantis, katanya.

Fasilitas Tenda romantis, terang dia, hanya seadanya. Jauh dari kesan hotel bintang 3 sekalipun. Tak ada kasur dan ada bantal empuk menghiasi tempat itu.

Bahkan sempat akan dijadwalkan bergantian, namun, warga malah malu-malu dan merasa takut akan diintip orang lain, tuturnya.

Bahkan, Ustadz Ferry dan masyarakat sekitar turut mengawasi keberadaan dan pemakaian tempat tersebut. Namun, pihaknya bersama warga tidak mengetahui jumlah pasutri yang telah memakai tempat tersebut.

Wah, tidak tahu pak, tidak di hitung, ungkapnya sambil tersenyum.

Namun sayang, perjalanan Tenda Romantis tersebut hanya terpasang tiga hari. Pada Sabtu (26/11/2022) keberadaannya tersingkir oleh tenda lebih besar yang diperuntukkan bagi pengungsi lainnya.

Hilangnya Tenda Romantis bukan karena penolakan, tetapi keterbatasan lahan mengingat berdatangannya tenda- tenda yang lebih besar untuk penampungan para pengungsi lainnya, ujarnya.

Rencananya, kata dia, Tenda Rantis akan kembali didirikan. Namun, untuk lokasi warga Kampung Bayubud akan kembali berembuk. Bagi Ustadz Ferry, kebutuhan biologis begitu penting di samping logistik.

Bahkan dirinya berharap, agar pemerintah bisa memfasilitasi hal demikian untuk menghindari zina dan perbuatan tercela yang ditimbulkan syahwat semata. Selain itu komitmen menjaga adab dan istiadat telah ada sistem ditenda memisahkan antara pengungsi pria dan wanita.

Harusnya pemerintah di setiap tenda diadakan, karena sangat penting merupakan kebutuhan manusia, harapnya.

Topik Menarik