Raksasa Jerman Tersingkir Havertz Serasa Nonton Film Horor Flick Geram Luar Biasa

Raksasa Jerman Tersingkir Havertz Serasa Nonton Film Horor Flick Geram Luar Biasa

Seleb | BuddyKu | Jum'at, 2 Desember 2022 - 11:38
share

Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Kira-kira, begitulah gambaran nasib Jerman, yang terpaksa angkat koper dari Piala Dunia 2022. Sekalipun berhasil menjungkalkan Kosta Rika 4-2 di Stadion Al Bayt, Al Khor Qatar, Kamis (1/12).

Jerman terpaksa memupus impian ke 16 besar, karena kalah selisih gol dari runner up Grup E Spanyol, meski sama-sama mengantongi empat poin. Atau terpaut dua angka, dari Jepang yang memuncaki klasemen Grup E dengan enam poin.

Spanyol yang ditumbangkan Jepang 1-2, tetap lolos ke 16 besar karena sukses mencetak sembilan gol ke gawang lawan dan hanya kebobolan tiga kali di sepanjang fase grup. Capaian ini membuat La Furia Roja surplus enam gol.

Unggul telak atas Der Panzer yang hanya surplus satu gol, hasil dari enam kali merobek jala lawan dan lima kali kebobolan.

Ini adalah pil pahit kedua Jerman di pesta akbar sepak bola dunia, setelah Piala Dunia 2018 Rusia. Kala itu, Der Panzer juga terpaksa pulang kampung duluan.

Alhasil, sinyal kuat Jerman menghuni Daftar B sepak bola pun makin menguat.

Pemandangan para pemain Jerman memandangi deretan kursi merah yang kosong, terlihat begitu tragis dan dramatis. Nasib Der Panzer sudah bsisa dipastikan sebelum laga usai. Banyak pemuja Jerman, yang bergegas mengosongkan kursinya.

Kosta Rika membalikkan keunggulan awal Jerman, lewat gol Yeltsin Tejeda dan Juan Pablo Vargas.Dua gol yang diborong Kai Havertz dangol semata wayang Niclas Fullkrug, jadi tak punya makna.

Kemenangan 4-2, gagal menyambung nyawa Jerman di Piala Dunia 2022. Impian Jerman pun langsung terkubur, begitu Jepang membenamkan Spanyol 2-1.

Pelatih Jerman Hansi Flick tampak begitu nelangsa, saat peluit akhir dibunyikan. Bek Antonio Rudiger, kontan lemas. Sementara kiper gaek Manuel Neuer menatap kosong. Seolah tak percaya, nasib buruk telah menimpa timnya.

Tersingkirnya Jerman dari Piala Dunia 2022 jelasmengenaskan. Terutama, bila ditilik darireputasi dan sejarah masa lalu. Namun, mereka tak punya keluhan. Sama seperti di Piala Dunia 2018 Rusia. Saat Jermanberada di posisi terbawah grup yang diungguli oleh Swedia, kalah dari Meksiko dan Korea Selatan.

Sehingga, kekecewaan teranyar terhadap negara dengan sejarah sepak bola yang begitu membanggakan ini, seharusnya tidak terlalu mengejutkan. Reputasi Jerman yang tak tertembus, berhasil mengalahkan Argentina untuk memenangkan trofi Piala Dunia 2014, rontok seketika.

Flick mengambil alih tampuk kepelatihan Der Panzer dari Joachim Low pada 2021. Namun, pria yang sukses mengantar Bayern Munich menjuaraiLiga Champions itu, mewarisi pekerjaan rumah yang cukup besar.

Hasil buruk di Qatar saat dipecundangi Jepang 1-2 pada 23 November lalu, membuat Jerman rentan. Terbukti,poin yang diperoleh dengan susah payah di laga imbang melawan Spanyol 1-1 dan kemenangan melawan Kosta Rika 4-2, tak cukup mengantar Thomas Muller Cs ke 16 besar.

Kegagalan terbaru ini, pasti akan memicu penyelidikan panjang dan evaluasitentang sisi-sisi kelemahan Jerman, serta upaya yang diperlukan untuk menambal kebobrokan itu.Apalagi, Jerman akan menjadi tuan rumah Euro 2024. Mereka tentu tak ingin dipermalukan di kandang sendiri.

Jerman sebetulnya memiliki talenta muda yang luar biasa dalam diri Jamal Musiala, yang masih kinyis-kinyis. Di usianya yang baru 19 tahun, Musiala banyak disebut sebagai The Next Lionel Messi.

Selain itu, juga ada bintang Chelsea Havertz, yang menyumbang dua gol di laga melawan Kosta Rika.

Sementara Neuer yang saat ini berusia 36 tahun, hampir pasti tak akan bermain lagi di Piala Dunia.

Keputusan Flick menarik Muller dan menggantikannya dengan David Raum, ternyata membuat Jerman lumayan banyak kehilangan peluang sundulan. Begitu pula penukaran Niclas Fullkrug dengan Ilkay Gundogan. Tak banyak menambah daya gedor Jerman.

Joshua Kimmich yang kini berumur27 tahun, diprediksi menjadi pemain vital di tahap selanjutnya sepak bola perkembangan Jerman. Namun, itu pun harus digodok dengn matang. Perlu evaluasi menyeluruh.

Dalam wawancara pasca pertandingan kepada BBC International, Havertz menegaskan, Jerman harus bisa mengatasi masalah yang membelit timnas saat ini.

Kami harus jujur mengatakan, bahwa selama empat tahun, semuanya tidak berjalan baik. Kami sudah dua kali tersingkir di babakpenyisihan grup. Saya tidak berpikir kami adalah tim turnamen lagi, ucap pemain yang turun dari bangku cadangan dalam laga melawan Kosta Rika.

Havertz mengaku frustrasi melihat kegagalan Jerman, meski semua kartu telah dimainkan.

Ini sangat pahit. Sejak babak pertama, kita semua sepakat tidak bermain santai. Karena apa pun bisa terjadi. Tapi, yang tidak diharapkan akhirnya terjadi. Ini persis film horor, cetus pemain berusia 23 tahun ini, seperti dikutip beIN SPORTS.

Flick tak kalah menyesal.Meski memuji kontribusi Havertz, pelatih kelahiran 24 Februari 1965 ini merutuki nasib buruk yang menimpa anak asuhnya.

Jika melihat sisi positifnya, Kai Havertz mampu membalikkan keadaan. Kami menang. Tapi, jika melihat keseluruhan pertandingan, kami sangat gagal, ungkapnya.

Kami sebetulnya punya kesempatan di pertandingan melawan Spanyol dan Jepang. Namun sayangnya, para pemain banyak melakukan kesalahan individu. Itulah yang membuat saya sangat marah, tandas Flick.

Sepanjang Piala Dunia 2022, Flick menilai Jerman tidak menunjukkan soliditas di lini pertahanan. Bahkan, cenderung berpuas diri, setiap kali mereka maju.

Ini adalah kombinasi yang mematikan dalam turnamen sepak bola, cetus Flick.

Begitulah. Ruhtakterkalahkan dalam sepak bola Jerman, kini telah lenyap. Performa Der Panzer dalam beberapa minggu terakhir, menjadikonfirmasi akhir atas hal tersebut.

Jauh-jauh Jerman keQatar, ternyata hanya untuk mempertontonkan diri, sebagairaksasa sepak bola dunia yang jatuh terjerembab. ***

Topik Menarik