Review Film SHE SAID, Film jurnalis terkeras dan terpedih pemantik gerakan “Me Too”

Review Film SHE SAID, Film jurnalis terkeras dan terpedih pemantik gerakan “Me Too”

Seleb | BuddyKu | Selasa, 22 November 2022 - 17:58
share

GwiGwi.com Di awal film terdapat beberapa shot yang memfokuskan pada wanita-wanita yang berjalan kaki di New York. Seolah mengatakan kalau kisah SHE SAID adalah tentang mereka dan bisa jadi masalah yang akan menimpa mereka namun tak terangkat dan sulit terkatakan.

Film investigasi reportase ini bercerita mengenai penyelidikan dua jurnalis koran NEW YORK TIMES yakni Jodi Kantor (Zoe Kazan) dan Megan Twohey (Carey Mulligan) akan kasus pelecehan yang dilakukan produser kondang, Harvey Weinstein.

Jodi mendapat tip mengenai pelecehan seksual yang dialami Rose Mcgowan (voice: Rose Mcquail) namun yang bersangkutan menolak berkomentar. Rose kemudian menelpon balik dan mengaku diperkosa saat berumur 23 tahun oleh Harvey Weinstein. Megan Twohey (Carey Mulligan) membantu setelah diketahui banyaknya beban Jodi.

Tidak hanya kalangan aktris, para mantan karyawan di MIRAMAX, rumah produksi yang dikepalai Harvey pun mendapat perlakuan yang sama. Pelbagai kasus ini membuka mata Jodi dan Megan soal besarnya skala perbuatan pria yang pernah disebut sebagai Tuhan oleh aktris Meryl Streep itu.

Film investigasi berdasarkan kisah nyata ini berpotensi jatuh hanya berisikan para pemeran mengeksposisikan masalah saja dan disajikan dengan visual yang berasa datar. Tak ubahnya dokumentasi kejahatan. Di beberapa poin memang terasa demikian walaupun pengadeganan masih kuat.

Zoe Kazan dan Carey Mulligan terlihat berkomitmen dan tentunya representasi bagus ibu pekerja yang sukses di pekerjaan dan di rumah. Akting mereka menolong karakter Wendy dan Jody yang sebenarnya biasa saja bila dibandingkan kisah investigasi reportase, SPOTLIGHT dengan Michael Rezendes (Mark Ruffalo) yang unik atau duo detektif di serial investigasi prosedural UNBELIEVABLE, Karen Duvall (Merritt Wever) yang konservatif dan Grace Rasmu (Toni Collette) yang lebih liberal.

Maka film sangat tergantung bagaimana mengolah ketegangan saat tiap lapisan kasus besar ini terkuak dan bisa dibilang filmmaker cukup sukses melakukannya.

Fakta penyelesaian hukum berupa uang dengan korban tak ada bedanya dengan uang suap tutup mulut dan membungkam korban; suara rekaman aktris Ambra Battilana yang dilecehkan Harvey yang menjijikkan; meski terkesan terlindungi pengaruh dan uang, orang sekitar Harvey sebenarnya kerepotan atau tak setuju dengan tindakannya dan bersedia bicara bila diberi sedikit dorongan.

Bisa dipahami kalau film barangkali ingin materi ini ingin diangkat se real mungkin tanpa melodrama dan walau beberapa wawancara dengan korban seperti Laura Madden (Jennifer Ehle) memilukan, apa adegan seperti ini tak membuat penonton sekalian saja melihat pernyataan korban aslinya saja di Youtube? The movie does need more cinematic moment like To kids speech in SPOTLIGHT.

Brendan Fraser baru-baru ini menyatakan menolak menghadiri GOLDEN GLOBE AWARDS 2022 meskk
Ipun mendapat nominasi karena pernah dilecehkan oleh mantan pemimpin HOLLYWOOD FOREIGN PRESS ASSOCIATION, organisasi penyelenggaranya. Pada akhirnya ini bukan hanya tentang perempuan tetapi tentang siapa saja.

Heavy sensitive subject and strong language. This ain\'t PG-13 come on.

Topik Menarik