Sinopsis Film The Woman King: Cerita tentang Prajurit Wanita di Afrika
Film The Woman King sudah mulai tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 5 Oktober 2022 kemarin. Film The Woman King diambil dari kisah nyata dari Kerajaan Dahomey, salah satu negara yang paling kuat di Afrika pada abad ke-17 hingga abad ke-19. Dahomey tak hanya menghadapi serangan besar dari Prancis, tetapi juga dari suku-suku tetangganya. Kerajaan Dahomey memiliki hampir enam ribu prajurit yang tangguh, Dahomey mampu bertahan selama hampir tiga abad sebelum akhirnya dikalahkan oleh Prancis dalam Perang Franco-Dahomean pada akhir abad ke-19.
Film The Woman King berlatar tahun 1800-an, mengisahkan tentang sekelompok prajurit perempuan yang kuat dan tangguh. Para prajurit tersebut berlatih dengan keras untuk melindungi Kerajaan Dahomey Afrika.
The Woman King diambil dari sudut pandang kisah Jenderal Nanisca (Viola Davis) seorang pemimpin kelompok pejuang perempuan Kerajaan Dahomey Afrika, yang dijuluki Agojie. Ia membebaskan para perempuan Dahomey yang diculik oleh para penjual budak dari Kekaisaran. Bukan hanya soal peperangan dan perempuan, The Woman King juga bercerita tentang cinta, keluarga, persaudaraan dan moralitas.
Gina Prince-Bythewood menyutradarai Film The Woman King ini, Viola Davis berperan sebagai Jenderal Nanisca yang menjadi pemimpin Agojie, sedangkan Lupita Nyong\'o memerankan tokoh Nawi, putri Nanisca.
Dalam kehidupan nyata, Nawi diyakini merupakan prajurit Agojie terakhir yang masih hidup setelah Dahomey dikalahkan Prancis. Nawi meninggal pada tahun 1979. Untuk diketahui, kisah nyata prajurit perempuan inilah yang menginspirasi film Black Panther.
Nawi adalah perempuan yang diserahkan kepada Kerajaan Dahomey oleh ayahnya lantaran dia menolak untuk dinikahkan dengan orang yang sudah tua tetapi kaya. Karena peristiwa itu, hubungan Nawi dan orang tuanya menjadi cukup rumit dan mempertanyakan aturan dan desas-desus yang menyelimuti Agojie dalam penggunaan ritual sihir. Tentu saja untuk mampu mengimbangi Viola Davis menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi Lupita Nyongo, ia juga menerapkan begitu banyak sisi emosional dari karakter yang diperankan agar terlihat mudah dan natural.
Respon Penonton:
The Woman King sudah ditayangkan secara eksklusif di beberapa tempat seperti Roy Thomson Hall Toronto, Scotiabank Theatre Toronto, hingga The Princess of Wales theatre Toronto. The Woman King juga mendapatkan respon positif dari para penonton dan mendapatkan rating sampai 94 persen di situs Rotten Tomatoes . Selain mendapatkan respon positif dari penonton, film ini juga mendapatkan pujian dari para kritikus profesional.
Mungkin itu beberapa alasan untuk kalian menonton film ini, mulai dari filmnya yang diangkat dari peristiwa nyata dan film ini berani mengangkat isu sensitif. Jangan sampai terlewatkan ya buddies!
BINT#4






