Whiplash Review: Mimpi Drummer Jazz yang Berubah menjadi Obsesi

Whiplash Review: Mimpi Drummer Jazz yang Berubah menjadi Obsesi

Seleb | cultura.id | Jum'at, 1 Juli 2022 - 21:10
share

Whiplash (2014) merupakan film drama dengan balutan musik jazz yang menjadi film debut Damien Chazelle. Film ini juga menjadi kandidat kuat yang bersaing dengan Birdman, yang akhirnya keluar sebagai Best Picture di Academy Award 2015. Sekalipun La La Land menjadi film Chazelle yang lebih populer, Whiplash sebetulnya lebih memenuhi kriteria sebagai film terbaik dari sutradara muda ini.

Berbeda dengan La La Land sebagai film musik dengan eksekusi musikal, Whiplash merupakan film musik tentang mimpi dan obsesi. Dibintangi oleh Miles Teller sebagai Andrew, drummer jazz muda yang ingin membangun karir dengan talentanya. Ia mengagumi sosok Terence Fletcher (J.K. Simmons), konduktor band jazz dengan reputasi bergengsi. Direkrut untuk bermain sebagai drummer utama di band Fletcher, Andrew berpikir bakatnya akhirnya dilihat. Kenyataannya, Andrew tak pernah cukup untuk Fletcher setiap kali menggebuk drumnya.

Kisah Andrew yang Tenggelam dalam Obsesi dan Hasrat sebagai Musisi

Bukan drama perjuangan musisi yang inspiratif, film ini mengambil perspektif yang lebih gelap. Serupa dengan film drama seperti Black Swan (2010) dan Perfect Blue (1997). Mengeksplorasi keadaan psikis protagonis yang memiliki hasrat sebagai seniman. Namun, naskah yang disajikan lebih realistis, tanpa trik visual sebagai metafora. Sama seperti penari balet yang tenggelam dalam karakter yang ia perankan, atau mantan idol yang mengalami paranoia, Andrew hanyut dalam mimpi yang bertransisi sebagai ambisi.

Seperti ketukan drum jazz yang teknikal dan artistik, naskah Whiplash memiliki cita rasa mewah dengan segala kekalutan psikologi protagonisnya. Film menangkap sempurna hasrat besar seorang musisi yang mencintai apa yang mereka lakukan. Penokohan Andrew berhasil menyakinkan penonton bahwa Ia memiliki obsesi besar akan musik jazz, khususnya sebagai drummer. Tak hanya mencintai dan bermimpi, kita bisa melihat bagaimana hasrat terkadang bisa bertransformasi sebagai obsesi yang membabi buta.

Hubungan Benci-Kagum Antara Drummer dengan Pelatihnya

Salah satu daya tarik utama dari Whiplash adalah chemistry antara Andrew sebagai drummer dan Terence Fletcher, konduktor sekaligus pelatihnya. Tak hanya di dunia olahraga, pelatih di skena musik juga bisa keras dan menekan muridnya untuk menunjukan terbaik mereka. Pada babak pertama naskah, Andrew tampil naif dengan rasa kagum pada Fletcher. Hingga akhirnya Ia bergabung dengan band Fletcher dan menerima metode latihan yang tidak biasa.

Interaksi antara Andrew dan Fletcher merupakan salah satu yang terbaik sebagai duo ikonik dalam film modern. Memang terlihat tidak sehat bahkan toxic , namun keduanya seakan sepakat untuk terjebak dalam situasi tersebut. Dengan tujuan yang sama; Andrew ingin menjadi drummer jazz terhebat dan Fletcher ini menguras potensi terbesar muridnya hingga tetes darah terakhir.

Presentasi chemistry antara Andrew dan Fletcher yang sempurna tak lepas dari kualitas akting kedua aktor yang terlibat. J.K. Simmons menjadi pilihan aktor paling tepat untuk memerankan Fletcher yang meninggalkan kesan pada penonton.

Penampilan Musik Jazz yang Membuat Penonton Terkesan

Bagi penggemar musik jazz, dijamin Whiplash akan menghibur secara audio maupun visual. Banyak adegan drum solo, rehearsal, dan penampilan panggung jazz orchestra dalam film ini yang memukau. Membuat kita yang tidak pernah familiar dengan musik jazz terkesan dan memberi apresiasi lebih pada drummer jazz di luar sana.

Musik dalam Whiplash dikomposisi oleh rekan setia Damien Chazelle, Justin Hurwitz. Ia juga mengkomposisi musik untuk La La Land. Ibarat film musikal yang dibintangi oleh Emma Stone tersebut memiliki cita rasa yang lebih nge-pop, Whiplash menjadi sajian jazz yang lebih indie dan eksklusif. Baik dalam segi musik maupun naskah secara keseluruhan.

Aktor Miles Teller juga benar-benar bermain drum dalam film ini. Meski tidak direkam secara live, Teller melalui proses rekaman drum solo yang kemudian menjadi dubbing dari performance-nya. Itu mengapa penampilannya terlihat otentik, ditambah dengan pendalaman karakternya sebagai drummer yang tenggelam dalam obsesinya sendiri.

Buat yang menyukai film drama musik (non-musikal), Whiplash bisa menjadi tontonan yang menghibur. Dijamin meninggalkan kesan mendalam bahkan setelah credit film diputar. Whiplash bisa di- streaming di Netflix.

Topik Menarik