Peneliti Jepang Temukan Fakta Baru Hepatitis Akut pada Anak, Ada Kaitan dengan Omicron

Peneliti Jepang Temukan Fakta Baru Hepatitis Akut pada Anak, Ada Kaitan dengan Omicron

Seleb | celebrities.id | Minggu, 15 Mei 2022 - 11:00
share

JAKARTA, celebrities.id - Baru-baru ini sebuah penelitian di Jepang menemukan keterkaitan antara Omicron dengan Hepatitis akut misterius ini.

Hal tersebut disampaikan Profesor Universitas Kyoto Hiroshi Nishiura kepada dewan penasihat virus Corona kementerian.

Dia mengatakan bahwa negara dengan jumlah besar terinfeksi omicron seperti, Inggris dan Amerika Serikat ditemukan dan melaporkan jumlah kasus hepatitis anak yang juga relatif lebih tinggi.

Kita tidak dapat memungkiri kemungkinan bahwa infeksi dengan omicron ada kaitannya dengan terjadinya hepatitis berat pada anak-anak, ujar Nishiura dalampresentasi di kementerian dilansir Japan Times, Minggu (15/5/2022)

Lebih lanjut, Nishiura mengatakan jika balita dan bayi tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan vaksin virus corona. Justru mereka mungkin lebih berisiko terjangkit hepatitis parah, setelah terinfeksi adenovirus.

Hal tersebut terjadi apabila mereka berada di negara-negara dengan infeksi Covid-19 skala besar terjadi.

Kendati itu, dia menyadari bahwa perlu adanya penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membangun hubungan sebab akibat antara infeksi omicron dan hepatitis anak.

Dalam penelitian, yang segera diterbitkan dalam jurnal akademik, tim Nishiura melihat hubungan antara jumlah kumulatif kasus omicron di 38 negara OECD dan Rumania antara 1 Desember dan 27 April dan jumlah kemungkinan kasus anak parah yang dilaporkan.

Sekadar informasi, WHO menerima laporan pertama dari 10 kasus hepatitis yang tidak dapat dijelaskan pada anak di bawah usia 10 tahun di Skotlandia pada 5 April 2022.

Dalam hipotesis penelitian, organisasi kesehatan dunia (WHO) mengungkap adanya virus Adenovirus dalam ditemukan, dalam kebanyakan kasus Hepatitis akut misterius ini.

Saat ini, hipotesis utama tetap yang melibatkan adenovirus dengan juga masih merupakan pertimbangan penting tentang peran Covid juga, sebagai koinfeksi atau infeksi masa lalu, ujar Philippa Easterbrook, seorang ilmuwan dengan program hepatitis global WHO pada konferensi pers pada hari Selasa.

Topik Menarik