11 Tempat Bersejarah di Depok Terpopuler dan Favorit Wisatawan

11 Tempat Bersejarah di Depok Terpopuler dan Favorit Wisatawan

Seleb | celebrities.id | Jum'at, 22 April 2022 - 17:27
share

DEPOK, celebrities.id - Depok merupakan kota yang sarat akan sejarah, banyak tempat bersejarah di Depok, diantaranya adalah peninggalan-peninggalan sejarah Belanda yang ada di dalamnya. Depok merupakan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, kemudian pada 27 April 1999 mendapat status kota termuda di Jawa Barat.

Banyak tempat-tempat bersejarah di Depok yang memiliki nilai historis yang sebagian masih ada hingga saat ini. Warga pun bisa berkunjung ke tempat-tempat bersejarah di Depok sekadar untuk melihat-lihat atau berwisata sekalipun.

Kita bisa mengunjungi kawasan Depok Lama yang meliputi seluruh Kelurahan Depok termasuk Jalan Pemuda dan sekitarnya, Jalan Siliwangi dan sekitarnya, Jalan Kartini dan sekitarnya, Stasiun KA Depok (dahulu bernama stasiun Depok Lama) dan sebagian Jalan Dewi Sartika.

Tapi tidak hanya di Kawasan Depok Lama terdapat tempat dan situs bangunan bersejarah di Depok, masih banyak di luar kawasan tersebut yang juga mempunyai nilai sejarah. Tempat bersejarah ini tentu banyak cerita rakyat yang masih banyak orang di Depok tidak mengetahui.

Dilansir dari berbagai sumber, Senin (21/2/2022) Celebrities.id telah merangkum beberapa tempat bersejarah di Depok, sebagai berikut:

Deretan Tempat Bersejarah di Depok

Gereja GPIB Immanuel

Gereja yang berlokasi di jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok ini juga memiliki sisi historis yang tak kalah menarik untuk diketahui. Bangunan yang berkaitan erat dengan berdirinya Kota Depok ini didirikan pada tahun 1713. Nama gereja saat pertama kali didirikan yaitu De Protestanse Kerk.

Awal keberadaannya ditujukan sebagai rumah peribadatan bagi para budak yang dimerdekakan oleh Cornelis Chastelein.Beberapa kali tempat ibadah yang sudah ada ratusan tahun ini mengalami renovasi. Pada awal pembangunannya, gereja ini cukup sederhana dengan dinding dari anyaman bambu.

Kemudian pada 1792 gereja mengalami perbaikan dengan bahan pokok bangunanya menggunakan batu. Adanya petaka letusan Gunung Krakatau yang berlangsung pada 26-27 Agustus 1883 telah memberikan dampak destruktif bagi Hindia Belanda, bahkan dunia, bahkan data yang dicatat oleh pemerintah Hindia Belanda menyebutkan korban jiwa mencapai 36.417 jiwa.

Monumen Cornelis Chastellain

Monumen ini sekarang berada di halaman depan dalam areal Rumah Sakit Harapan Depok, rumah sakit pertama yang berdiri di Depok. Monumen ini didirikan pertama kali pada tahun 1914 masih di zaman pemerintahan kolonial Belanda dan merupakan tugu pertama yang ada di Depok ketika itu. Pada tahun 1960, tugu ini dihancurkan.

Tidak ada yang tahu pasti kenapa tugu tersebut dihancurkan. Pada tahun 2002, Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) merencanakan pembangunan kembali tugu tersebut namun belum mendapatkan izin dari pemerintah dengan alasan bahwa Cornelis Chastelein bukanlah seorang pejuang atau pahlawan dan sebuah tulisan kalimat pada tugu yang dianggap berbau SARA.

Baru pada tahun 2014 tugu ini baru dibangun kembali setelah mendapat ijin serta dihilangkannya tulisan yang dianggap berbau SARA. Letak Monumen/Tugu Cornelis Chastellain berada di jalan Pemuda, Kel. Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Depok. Berjarak kurang lebih 2 km dari Gedung Walikota Depok, Jl. Margonda. Kini tugu tersebut dianggap sebagai Titik Nol Km Depok.

Jembatan Panus

Jembatan Panus ini berada di Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas diatas Sungai Ciliwung. Jembatan ini penuh sejarah bagi Depok. Jembatan ini sudah ada sejak jaman Belanda. Dari berbagai sumber pembangunan Jembatan Panus ini dibangun pada 1917 tahun.

Jembatan ini dibangun pada tahun 1917 oleh seorang insinyur bernama Andre Laurens, julukan "Jembatan Panus" diberikan berdasarkan nama "Stevanus Leander" yang adalah seorang warga yang tinggal di samping jembatan tersebut.Sementara pada masa kini, Jembatan ini memiliki fungsi sebagai pemantau naiknya debit kiriman air dari Bogor saat musim penghujan.

Hal ini dikarenakan, salah satu kaki jembatan itu digunakan sebagai tiang ukur memantau ketinggian air untuk mewaspdai banjir saat musim penghujan, khususnya bagi kepentingan warga Jakarta.

Rumah Presiden

Dulu saat masa penjajahan Belanda, masyarakat Depok dipimpin oleh seorang presiden (ketua) yang dipilih bergantian, tiap tiga tahun. Tugas utamanya adalah memerintah Gemeente untuk mengatur perpajakan dan pengelolaan otonomi daerah Depok demi kesejahteraan masyarakatnya.

Gemeente menarik tjoeke (pajak) 1/10 bagian dari hasil panen, yang diserahkan secara suka rela oleh masyarakat. Selain hasil bumi tjoeke juga didapat dari produksi tembikar, genteng dan bata. Semua dikumpulkan dan dijual, hasilnya untuk membiayai Gemeente.

Masyarakat Depok hidup dengan aturan Gemeente yang adil, hingga kotapraja ini berakhir tahun 1950. Rumah Presiden Depok terakhir berada persis di seberang kantor Gemeente Bestuur (kini RS Harapan).

Stasiun Depok

Stasiun Depok merupakan stasiun kereta rel listrik yang terletak di Jalan Stasiun, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Stasiun yang kerap disebut Stasiun Depok Lama (Stadela) ini merupakan salah satu stasiun tertua di wilayah Jabodetabek.

Stasiun ini berada antara jalur kereta api Batavia (Jakarta)-Buitenzorg (Bogor). Stasiun Depok ini dibangun pada masa kemerdekaan.

Rumah Sakit Harapan

Masih berada di kawasan Jalan Pemuda, dahulunya bangunan yang dijadikan rumah sakit ini adalah bangunan kantor dari Cornelis Chastellain yang merupakan pusat pemerintahan kotapraja Depok dimasa lampau. Diperkirakan bangunan tersebut dibangun pada tahun 1880.

Rumah Cimanggis

Rumah Cimanggis ini terletak di kompleks pemancar Radio Republik Indonesia (RRI) Sukmajaya, Cimanggis, Depok. Rumah ini mulai dibangun pada tahun 1771 dan selesai dibangun pada tahun 1775.

Rumah ini cukup bersejarah karena dulu rumah ini dimiliki oleh Yohanna van Der Parra, istri kedua dari Albertus van Der Parra yang merupakan seorang Gubernur Jenderal VOC. Yohanna sendiri merupakan pemilik Pasar Cimanggis yang kini lebih dikenal dengan nama Pasar Pal.

Rumah Tua Pondok Cina

Ada yang menyebut bahwa rumah ini adalah rumah singgah Pitung, jawara dan pahlawan Betawi. Ada pula yang menyebutnya sebagai Rumah Kapiten Cina, karena berada di kawasan pecinan Depok yaitu Pondok Cina.

Sisa bangunan peninggalan bersejarah ini berada di dalam area perbelanjaan Margo City yang berada di Jalan Margonda, Pondok Cina, Depok. Sekarang bangunan tersebut dijadikan sebuah cafe diluar bangunan utama Margo City.

SDN Pancoran Mas 2

Bangunan sekolah dasar ini dahulunya merupakan satu areal dengan bangunan RS Harapan Depok. Dimasa lalu, Cornelis Chastellain menggunakan bangunan ini sebagai tempat ia mengajar kepada para budak pekerjanya.

Tiang Telepon Jalan Kartini

Terletak di Jalan Kartini, tepatnya di depan rumah makan, tiang sentral telepon ini sudah ada sejak tahun 1900. Saat itu, hanya ada tiga tiang telepon di Indonesia, yakni di Cirebon, Depok dan Jakarta.

Tiang sentral telepon ini memiliki tinggi kurang lebih sekitar 7 meter. Tiang ini dulunya digunakan para warga sekitar yang sudah menggunakan telepon pada zaman penjajahan Belanda.

Masjid Jami Riyadussolihin

Masjid yang terletak di Kampung Cikambangan, Kel. Kalimulya, Kec. Cilodong ini adalah masjid tertua yang ada di Depok. Dari bentuk fisik bangunan, masjid ini tidak memiliki kubah sebagaimana masjid-masjid saat ini. Konon masjid ini dibangun oleh Sunan Kalijaga saat melakukan penyebaran agama Islam di Depok.
Ada juga yang memperkirakan bahwa masjid ini sudah ada sejak jaman Kerajaan Muara Beres periode tahun 1567-1579. Masyarakat setempat mengenal masjid ini dengan nama Masjid Jublegan.

Topik Menarik