7 Tanda Hamil Anak Laki-Laki Menurut Primbon Jawa, si Ibu Malas Masak
JAKARTA, celebrities.id - Tanda hamil anak laki-laki menurut primbon Jawa memiliki arti khusus. Bagi masyarakat Jawa mungkin ini menjadi sesuatu yang dapat dipercayai. Pasalnya, masayarakat Jawa dikenal masih sangat kental dengan unsur adat dan budaya, termasuk urusan primbon.
Memperoleh berkah hamil merupakan hal yang paling dinantikan oleh pasangan suami istri. Namun, berbagai tanda kehamilan anak laki menurut primbon Jawa ini bisa sangat dipercaya sebagai turun temurun leluhur.
Kepercayaan masyarakat Jawa untuk memperoleh akurasi hamil anak laki tanpa perdebatan. Melansir dari berbagi sumber, Senin (11/4/2022), berikut ini adalah tanda Anda sedang hamil anak laki-laki menurut primbon Jawa.
1. Malas berdandan
Pertama adalah adanya kegiatan ibu hamil malas melakukan dandan yang memakan waktu lama. Terlebih, si ibu hamil akan cuek dengan penampikan kesehariannya.
2. Malas masak
Selanjutnya adalah kemalasan untuk memasak. Kejadian ini akan muncul ketika usia kandungan lebih dari tiga bulan.
3. Wajah kurang cerah
Dimulai dari Anda malas melakukan perawatan wajah. Hingga akhirnya wajah memunculkan kusam dan kurang cerah bercahaya.
4. Bentuk dan posisi perut
Nah, kali ini spesifik dari bentuk berupa perit akan berbentuk telur dan elips. Posisinya juga akan cenderung ke bawah dan di tengah perut ibu hamil.
5. Makan kalori tinggi dan berat badan meningkat drastis
Kebiasaan memakan jenis makanan dengan kalori tinggi bagi si ibu hamil yang mendadung bayi laki-laki. Malah akan berakhir meningkatnya berat badan secara drastis.
6. Tidak mengalami morning sickness
Tanda hamil anak laki-laki selanjutnya adalah ibu hamil tidak akan mengalami morning sickness. Jika mengalami morning sickness, biasanya sampai usia kandungan kurang dari tiga bulan.
7. Hobi tidur dan bermalas-malasan
Menjadi salah satu hobi ibu hamil laki-laki adalah tidir dan bermalas-malasan. Diyakini bahwa ibu hamil yang mengandung laki-laki memang kurang cekatan.
Tadi adalah ramalan primbon Jawa yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih sebagian besar masyarakat hingga saat ini mempercayainya. Namun, semua kepercayaan dan keyakinan dikembalikan kepada Tuhan yang Maha Esa.
