Mengenal Obstructive Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Rentan Dialami Pria

Mengenal Obstructive Sleep Apnea, Gangguan Tidur yang Rentan Dialami Pria

Seleb | celebrities.id | Jum'at, 18 Maret 2022 - 18:31
share

JAKARTA, celebrities.id - Gangguan tidur menjadi salah satu masalah yang kerap dijumpai masyarakat saat ini. Meski demikian, saat ini banyak masyarakat yang tidak memahami penyebab gangguan tidur karena Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Sekadar informasi, OSA merupakan kejadian berhentinya nafas lebih dari 10 detik terjadi secara berulang sepanjang seseorang tidur. Ternyata OSA lebih rentan dialami oleh pria, hal tersebut disampaikan oleh Ketua Pokja Sleep Related Breathing Disorder PP-PDPI.

"Secara umum walaupun tidak berubah signifikan dari beberapa literatur dan penelitian memperlihatkan bahwa laki-laki itu lebih rentan mengalami osa salah satu faktor yaitu obesitas," kata dr. Andika Chandra Putra, Ph.D, Sp.P(K) dalam Konferensi Pers Peringati Hari Tidur Sedunia, Jumat (18/3/2022)

Lebih lanjut, dia mengatakan obesitas pada pria umumnya bukan hanya diperut tapi juga dileher sehingga ada penyimpitan pada saluran pernafasan atas. Gangguan tidur yang muncul akibat OSA dapat berupa rasa kantuk yang luar biasa, letih, lesu, produktivitas menurun, konsentrasi terganggu, nyeri kepala, gelisah, tekanan darah tinggi hingga disfungsi seksual.

Penyakit yang disebabkan oleh OSA diantaranya hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus, dislipidemia dan kecelakaan lalu lintas. Dokter Andhika juga menerangkan tidur merupakan investasi dalam energi untuk melanjutkan hidup keesokannya.

"Menurut aktor juga bahwa tidur adalah investasi dalam energi yang anda butuhkan untuk menjadi lebih efektif keesokannya," katanya.

Dalam pemaparannya, dia menjelaskan permasalahan gangguan tidur akibat OSA saat ini belum terlalu besar di Indonesia. Namun, gangguan tidur ini menjadi masalah epidemi secara global dengan persentase sekitar 30-40 persen.

"Ini menjadi masalah epidemi yang global, karena memang lebih dari 30 -40 persen memiliki gangguan tidur. Dari beberapa penelitian dilakukan oleh perhimpunan paru Indonesia kurang lebih dari 7 persen mengalami gangguan tidur," kata dr Andhika.

Topik Menarik