Pengertian Teks Anekdot, Struktur, Ciri-Ciri, dan Contoh Singkat
JAKARTA, celebrities.id Pernahkah kalian tersenyum bahkan tertawa ketika membaca cerita lucu namun sebenarnya mengandung kritikan atau sindiran yang bermakna? Itulah teks anekdot.
Apa itu teks anekdot? Bagaimana struktur teks anekdot? Teks anekdot adalah teks yang memaparkan cerita singkat yang menarik, lucu, dan mengesankan.
Isinya berupa kritik atau sindiran terhadap kebijakan, layanan publik, perilaku penguasa, atau suatu fenomena/kejadian.
Teks anekdot memiliki dua macam isi, yaitu isi yang tersurat dan isi yang tersirat. Isi tersurat artinya tertulis secara harfiah dan langsung dapat dibaca di dalam teks anekdot.
Sementara isi tersirat adalah makna teks anekdot yang tidak dapat dijelaskan langsung, namun umumnya berhubungan dengan situasi dan kondisi masyarakat.
Struktur Teks Anekdot
Struktur teks anekdot pada umumnya terdiri dari lima bagian sebagai berikut.
1. Abstrak
Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di dalam teks.
2. Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detail di bagian ini.
3. Krisis
Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
4. Reaksi
Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
5. Coda
Coda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Berikut ciri-ciri bahasa teks anekdot.
1. Menggunakan kata yang menduduki fungsi keterangan waktu yang menunjukkan cerita masa lalu/waktu lampau.
2. Menggunakan kata seru untuk menunjukkan ekspresi (terkejut, kagum, dan seterusnya) menentukan kata-kata tertentu.
3. Menggunakan ungkapan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang maknanya dianggap lucu dan menyebabkan orang tersenyum atau tertawa.
Contoh Teks Anekdot Singkat
Melansir dari berbagai sumber, berikut contoh teks anekdot singkat yang bisa dipelajari.
1. Hukuman Pencuri Sandal vs Koruptor
Di suatu hari, Jamal melintas di Masjid Nurul Iman dan dia melihat banyak sandal yang ditinggalkan pemiliknya. Kemudian tanpa berpikir panjang, Jamal langsung mengambil sandal paling bagus yang ada di Masjid tersebut.
Apesnya nasib Jamal. Pasalnya saat mengambil sandal, sang pemilik mengetahui jika sandalnya diambil oleh si Jamal. Jamal pun dikejar-kejar pemilik sandal tersebut. Sang pemilik sandal kemudian membawa Jamal ke kantor Polisi atas tindakan yang dilakukannya. Setelah dilakukan penyelidikan, Jamal dijatuhi sanksi pasal pencurian, kemudian kasusnya akan disidangkan minggu depan. Akhirnya tiba hari persidangan, Jamal berada ditempat duduk tersangka disertai muka tertunduk.
Hakim: Baiklah, Jamal, umur 22 tahun, ternyata ketahuan mencuri sandal seharga Rp50 ribu. Oleh sebab itu, dikenakan sanksi 5 tahun penjara.
Jamal : Lho?! pak, ini tidak adil bagi saya, kenapa hukuman lebih berat daripada koruptor?
Kemudian hakim menjelaskan kepada Jamal bahwa dia mencuri sandal dan merugikan seseorang senilai Rp50 ribu. Sementara koruptor melakukan korupsi uang senilai Rp2 miliar dan itu sama saja dengan merugikan 200 juta rakyat Indonesia.
Bila dihitung-hitung, koruptor cuma bikin rugi Rp20 ribu masing-masing orang. Dengan begitu, kerugian yang dilakukan Jamal lebih besar dibandingkan aksi yang dilakukan para koruptor.
2. Kaos Tahanan KPK
Andin: Din, kamu tahu di negara kita sudah terdapat banyak politisi-politisi yang kaya raya?!
Dinda : Emm, masalah itu aku juga sudah tahu, Din!
Andin : Dengan kekayaan yang mereka miliki, mereka semua sanggup untuk membeli baju yang termahal di Indonesia.
Dinda : Lho, maksud kamu apa ya?
Andin : Ya, apalagi kalo bukan baju tahanan KPK.
Dinda : Kok malah kaos tahanan KPK sih din?, aku gak paham.
Andin : Coba aja deh kamu pikir Din, seorang politisi terlebih dahulu harus mengambil uang negara minimal Rp1 miliar baru mereka semua bisa menggunakan kaos tersebut.
Dinda : Ohh, aku baru paham kalau maksudmu seperti itu, Din.








