Mengenal Egg Freezing, dari Harga hingga Risikonya

Mengenal Egg Freezing, dari Harga hingga Risikonya

Seleb | celebrities.id | Selasa, 25 Januari 2022 - 17:08
share

JAKARTA, celebrities.id - Egg freezing atau pembekuan sel telur baru-baru ini booming setelah pengakuan artis Luna Maya. Diketahui, artis yang mengawali kariernya sebagai model ini melakukan egg freezing sejak 2021. Apa dan bagaimana egg freezing? Berikut serba-serbi tentang egg freezing.

Apa itu Egg Freezing?

Egg freezing adalah proses pembekuan sel telur. Dalam metode ini, sel telur diambil dari rahim dan dibekukan. Sel telur tersebut dibekukan saat tidak dibuahi dan disimpan untuk kemudian digunakan saat wanita telah siap mempunyai seorang anak.

Pembekuan sel telur dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga kesuburan wanita dengan cara membekukan sel telur ketika muda serta dalam kualitas terbaik. Sebab, seiring usia yang bertambah, sel telur cenderung akan mengalami penurunan kualitas. Terlebih lagi adanya menopause yang mengintai wanita di akhir usia 40 tahun atau awal 50 tahun, sehingga tubuh tidak lagi berovulasi.

Biaya Egg Freezing

Prosedur untuk melakukan egg freezing ini serupa dengan program bayi tabung atau In Vitro Fertilisation (IVF). Di Indonesia, sudah banyak rumah sakit yang melayani program bayi tabung. Salah satunya Morula IVF Indonesia, yang biayanya berada di kisaran Rp50 juta.

Sedangkan di Inggris, biaya untuk melakukan pembekuan sel telur adalah 3.350 poundsterling atau Rp64 juta lebih. Biaya tambahan obat sebesar 500-1.500 poundsterling. Adapun biaya penyimpanan antara 125-350 poundsterling per tahun.

Sedangkan proses mencairkan telur dan memindahkannya ke rahim menghabiskan biaya rata-rata 2.500 poundsterling. Jadi, seluruh proses pembekuan dan pencairan telur menelan biaya rata-rata 7 ribu -8 ribu poundsterling atau sekira Rp155 juta.

Risiko

Pembekuan sel telur mempunyai risiko, antara lain:

1. Kondisi yang berhubungan dengan penggunaan obat kesuburan

Penggunaan obat kesuburan suntik, seperti hormon perangsang folikel sintetis atau hormon luteinizing untuk menginduksi ovulasi dapat menyebabkan ovarium menjadi bengkak dan nyeri setelah ovulasi atau pengambilan sel telur.

2. Komplikasi prosedur pengambilan sel telur

Penggunaan jarum untuk mengambil sel telur dapat menyebabkan perdarahan, infeksi atau kerusakan pada usus, kandung kemih atau pembuluh darah.

3. Risiko emosional

Pembekuan telur dapat memberikan harapan untuk kehamilan di masa depan, tetapi tidak ada jaminan keberhasilan.

4. Risiko keguguran

Jika Anda menggunakan pembekuan telur untuk mempunyai anak, risiko keguguran akan didasarkan pada usia Anda saat telur dibekukan. Wanita yang lebih tua mempunyai tingkat keguguran yang lebih tinggi, karena mempunyai sel telur yang lebih tua.

Persiapan untuk Melakukan Egg Freezing

Jika Anda mempertimbangkan untuk melakukan metode egg freezing, maka dapat mencari klinik kesuburan yang sudah ahli dalam bidangnya. Para ahli tersebut dikenal sebagai ahli endokrinologi reproduksi.

Selain itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyediakan informasi online tentang klinik kesuburan serta tingkat kelahiran hidup, meskipun data yang terkait dengan kehamilan menggunakan pembekuan sel telur terbatas. Tingkat keberhasilan klinik bergantung pada banyak faktor, seperti usia wanita yang menjalankan metode egg freezing.

Sebelum memulai proses pembekuan sel telur, Anda akan menjalani beberapa tes, antara lain:

-Tes cadangan ovarium. Hal ini dilakukan untuk menentukan kuantitas dan kualitas telur . Dokter akan menguji konsentrasi hormon perangsang folikel dan estradiol dalam darah pada hari ketiga siklus menstruasi. Hasil dapat membantu memprediksi bagaimana ovarium akan merespons obat kesuburan.

- Tes darah dan USG ovarium, digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang fungsi ovarium.

- Skrining penyakit menular, akan diskrining untuk penyakit menular, seperti HIV, hepatitis B serta hepatitis C.

Topik Menarik