Indonesia Catat 2 Kasus Kematian akibat Omicron, Ini Saran Epidemiolog

Indonesia Catat 2 Kasus Kematian akibat Omicron, Ini Saran Epidemiolog

Seleb | celebrities.id | Minggu, 23 Januari 2022 - 12:04
share

JAKARTA, celebrities.id - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah untuk menyiapkan mitigasi terkait penanganan secara komprehensif varian baru Covid-19, Omicron.

Hal tersebut disampaikan Dicky berkaitan pengumuman Kementerian Kesehatan atas kasus kematian pertama pasien positif Covid-19 varian Omicron beberapa waktu lalu.

"Omicron ini varian of concern serius dampaknya, berpotensi menyebabkan kematian atau menaikan hunian rumah sakit. Setiap varian punya daya rusak masing-masing, sehingga dapat memperburuk situasi pandemi dan bahkan menyebabkan kematian," ujar Dicky Budiman, Minggu (23/1/2022) ketika dikonfirmasi.

Dia menyebutkan dari segi kerawanan setiap varian Covid-19 memiliki resikonya masing-masing dan rentan pada kategori kelompok masyarakat tertentu.

"Kalau dari sisi kerawanan tidak ada bedanya dengan Alpha, delta, atau varian awal dari Wuhan. Khususnya beresiko bagi mereka yang komorbid, lansia, ataupun belum mendapatkan vaksinasi Covid-19," tutur Dicky Budiman.

Untuk itu, Dicky menyarankan agar pemerintah bergerak cepat untuk memastikan penanganan pandemi Covid-19 dapat lebih terkendali.

"Kalau tidak kita lakukan dengan cepat mitigasi, maka kematian pada anak akan muncul. Saat ini ada kurang lebih 40 atau 30 persen masyarakat Indonesia masin rawan karena belum mendapatkan dua kali dosis vaksin Covid-19," katanya.

Bahkan untuk lansia bahkan masih 50 persen yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap. Sedangkan untuk pelaksanaan vaksin booster juga baru dilaksanakan beberapa waktu lalu dan belum signifikan jumlah yang sudah mendapatkannya.

"Anak-anak ini dari usia enam ke atas masih banyak yang belum di vaksin, orang sekitarnya harus di vaksin. PTM ditunda dulu sebulan selama masa krisis, karena berbahaya, termasuk WFH harus dilakukan dengan besaran proporsional sesuai laju penyebaran," ucap Dicky Budiman.

Dicky Budiman memprediksi dengan masih lemahnya 3T (Testing, Tracing, dan Treatment), maka pemerintah harus mengantisipasi agar varian baru Omicron tidak memberikan dampak serius pada ekonomi Indonesia dalam jangka panjang.

"Bagaimanapun 3T kita terbatas dan lemah, sehingga kasus terjadi secara senyap sebagaimana Delta pada awal nya. Jadi meski potensi gelombang tiga (Omicron) tidak sebesar dan selama gelombang dua, namun dampaknya akan sangat serius dalam jangka panjang (long covid)," tutur Dicky Budiman.

Topik Menarik