Era Suram Berakhir? Penjualan Mobil Diprediksi Tembus 1 Juta Unit di 2026

Era Suram Berakhir? Penjualan Mobil Diprediksi Tembus 1 Juta Unit di 2026

Otomotif | inews | Jum'at, 19 Desember 2025 - 18:27
share

JAKARTA, iNews.id – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) berharap industri otomotif kembali pulih pada 2026. Target penjualan diharapkan bisa kembali meningkat seiring mulai stabilnya ekonomi domestik dan global.

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto memproyeksikan penjualan pada 2026 kembali dapat menyentuh angka 1 juta unit. Capaian ini terakhir diraih pada 2022 dan 2023 pasca pandemi Covid-19. 

“Untuk proyeksi tahun depan kita belum rapat dengan anggota Gaikindo. Jika membaik naik paling tidak 800 sampai 900 unit kalau bisa 1 juta unit. Harapan kita yang terbaik namun kita tidak bisa putuskan sendiri itu semua ada anggota,” ujarnya, saat dikonfirmasi di kawasan Sunter, Jakarta, baru-baru ini.

Dia menyebut Target tersebut diyakini mampu dicapai apabila industri otomotif nasional mendapat dukungan dari pemerintah. Kemudian dari sisi produksi, pembiayaan, dan efektivitas pasar.

"Yang kami butuhkan bukan hanya soal insentif. Tapi kabijakan pemerintah yang mendukung indutri otomotif nasional sehingga dapat tumbuh," kata Jongkie.

Berikut data penjualan mobil nasional (wholesales) dari 2019-2024:

2019: 1.030.126 unit

2020: 532.407 unit (turun drastis karena pandemi)

2021: 887.202 unit (pemulihan)

2022: 1.048.040 unit (kembali ke level pra-pandemi)

2023: 1.005.802 unit (stabil)

2024: 865.723 unit (penurunan, tapi melampaui target GAIKINDO) 

2025: Diprediksi hanya menyentuh angka sekitar 780.000 unit*

Sebelumnya, Gaikindo mengoreksi target penjualan mobil di Indonesia pada 2025. Setelah melakukan evaluasi terhadap laporan penjualan hingga November 2025, asosiasi memproyeksikan total penjualan tahun ini hanya mencapai 780.000 unit, jauh lebih rendah dari proyeksi awal yang berkisar 900.000 unit.

Jongkie mengungkapkan realisasi penjualan pada 11 bulan terakhir hanya berada di angka 710.000 unit. Kondisi ini menurunkan optimisme pencapaian target penjualan yang sebelumnya sejalan dengan hasil 2024.

“Bila melihat dari capaian November ini sulit mencapai target yang ditetapkan sebelumnya. Di mana pencapaian di bulan November angka yang dihasilkan adalah 710.000 unit, jika diambil 10 persen ya maka ketemulah di angka 780.000,” ujar Jongkie.

Menurut Jongkie, penurunan sekitar 10 persen ini cukup mencolok, bila dibandingkan penjualan mobil nasional pada 2024 mencapai 865.000 unit. Situasi tersebut juga membuat Indonesia berpeluang tertinggal dari negara tetangga. “Tahun ini mungkin kita kalah dari Malaysia,” ucapnya.

Dampak Situasi Global terhadap Penjualan

Penurunan penjualan kendaraan di Indonesia tidak terlepas dari tekanan global. Jongkie menyebut ada dua faktor utama yang menahan laju pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor tahun ini.

Pertama adalah kondisi geopolitik dunia yang memanas, terutama konflik antarnegara yang mempengaruhi kestabilan ekonomi global. Kedua adalah perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Meski Indonesia tidak mengimpor kendaraan dari Amerika Serikat, hubungan antara dua negara besar ini ikut menimbulkan efek domino terhadap pasar otomotif nasional.

“Kita sih untuk Amerika memang produk kendaraannya kita tidak impor, tapi pengaruhnya berada di ekspansi mobil-mobil China,” ucap Jongkie.

China disebut semakin agresif memperluas pasar otomotif ke banyak negara, termasuk Indonesia. Hal ini otomatis menekan kompetisi di dalam negeri serta mempengaruhi stabilitas pasar.

Ekspor Jadi Penopang Kinerja

Di tengah turunnya penjualan domestik, sektor ekspor justru menunjukkan capaian menggembirakan. Jongkie menyebut total ekspor kendaraan Indonesia sepanjang 2025 diproyeksikan mampu menembus 500.000 unit, menandai capaian positif bagi industri otomotif nasional.

Pemerintah juga telah menetapkan target besar. Pada 2030 Indonesia ditargetkan mampu menembus 1 juta unit ekspor kendaraan ke pasar internasional.

“Sebab itu produsen mobil di Indonesia tidak hanya memproduksi kendaraan khusus untuk pasar domestik tapi juga bisa menjawab kebutuhan pasar di luar negeri. Jadi kita ini tidak hanya jago kandang, hanya memproduksi mobil MPV yang memang di Indonesia digemari,” jelasnya.

Pencapaian ekspor ini menjadi bukti bahwa industri otomotif Indonesia memiliki daya saing yang kuat di kancah global. Selain itu, ekspor diyakini akan menjadi motor pendorong kinerja industri hingga beberapa tahun ke depan.

Topik Menarik