Mobil Gaib Xiaomi: Saat China Pesta Pora, Kapan Giliran Indonesia?
]Di tengah pemesanan yang mengguncang dunia, di mana mobil listrik Xiaomi ludes dipesan ratusan ribu unit hanya dalam hitungan jam, pertanyaan besar kini menggema di benak para penggemar otomotif di Indonesia: kapan "mobil gaib" ini akan tiba di Tanah Air?
Jawaban sang CEO, Lei Jun, ternyata pil pahit yang harus ditelan. Ia secara tegas menyatakan bahwa Xiaomi baru akan mempertimbangkan untuk menjual mobilnya di luar China mulai 2027.
Ini adalah penantian yang terasa seperti keabadian: janji yang jauh di ujung cakrawala. Lantas, mengapa Indonesia, salah satu pasar paling potensial di dunia, harus menunggu begitu lama?
'Tsunami' Pesanan dan Mimpi Buruk Produksi
Alasan di balik penundaan ini sederhana namun sadis: Xiaomi kini tengah tenggelam dalam lautan kesuksesan mereka sendiri. Permintaan di pasar domestik China begitu meledak hingga mereka kewalahan.YU7 SUV: SUV kedua mereka yang baru diluncurkan, berhasil membukukan lebih dari 289.000 pesanan hanya dalam satu jam.SU7 Sedan: Mobil pertama mereka secara konsisten telah mengalahkan penjualan Tesla Model 3 setiap bulannya sejak Desember.
Ledakan permintaan ini menciptakan sebuah mimpi buruk logistik. Di China, para pelanggan yang memesan YU7 kini diberi tahu bahwa mereka harus menunggu lebih dari satu tahun untuk menerima mobil mereka. Ini adalah antrean yang sangat panjang, yang memicu gelombang keluhan baru terhadap perusahaan.
Ketika ditanya mengenai masalah ini, jawaban Lei Jun pun terdengar diplomatis dan tidak memberikan kepastian. "Kami akan berusaha untuk meningkatkan kapasitas," ujarnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dilema Indonesia: Pasar Emas yang Harus Menunggu
Bagi Xiaomi Indonesia, situasi ini adalah dilema pelik. Di satu sisi, mereka duduk di atas "tambang emas". Indonesia, dengan populasi mudanya yang fanatik terhadap merek Xiaomi, adalah pasar yang sempurna untuk SU7 dan YU7. Bayangkan sebuah SUV canggih seperti YU7, yang di China dijual mulai dari 253.500 yuan (sekitar Rp570 jutaan), masuk ke pasar Indonesia. Potensi ledakannya akan sangat luar biasa.Namun di sisi lain, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Tangan mereka terikat oleh keterbatasan produksi di pusat.Satu hal pasti, "mobil gaib" dari Xiaomi ini akan terus menjadi buah bibir dan angan-angan bagi para penggemarnya di Indonesia. Namun untuk saat ini, ia tetaplah sebuah janji, sebuah fatamorgana di tengah gurun penantian. Pertarungan sesungguhnya bagi Xiaomi kini bukanlah soal menaklukkan pasar global, tetapi menaklukkan lini produksimerekasendiri.
