Perang Harga Industri Otomotif China! Bos GWM: Ini Bukan Lagi Kompetisi, Ini Bunuh Diri Massal!

Perang Harga Industri Otomotif China! Bos GWM: Ini Bukan Lagi Kompetisi, Ini Bunuh Diri Massal!

Otomotif | sindonews | Sabtu, 31 Mei 2025 - 11:33
share

Industri otomotif China telah berkembang pesat secara eksponensial selama beberapa dekade terakhir. Namun, di balik gemerlap kesuksesan itu, muncul suara peringatan keras dari salah satu tokoh penting di industri tersebut.

Wei Jianjun, Chairman Great Wall Motor (GWM), mengisyaratkan bahwa industri ini sedang berada dalam kondisi tidak sehat akibat pemotongan harga yang tak henti-hentinya.

Melansir publikasi China, Sina Finance, Chairman GWM Wei Jianjun menyatakan bahwa industri otomotif jangan sampai terjadi seperti kasus "Evergrande". Ia merujuk pada pengembang properti raksasa China, Evergrande, yang menghadapi krisis utang miliaran dolar dan akhirnya kolaps di tengah proses likuidasi. Sebuah perbandingan yang dramatis dan mengkhawatirkan.

“Jika terus seperti ini, keamanan industri otomotif China akan terancam serius," kata Wei kepada Sina Finance dalam sebuah wawancara.

Dia tidak menyebutkan produsen mobil China tertentu, namun mengatakan bahwa beberapa "produsen utama" terlalu fokus pada pengejaran nilai pasar dan peningkatan harga saham mereka. Ini menunjukkan adanya kekhawatiran terhadap praktik bisnis yang tidak berkelanjutan demi keuntungan jangka pendek.Lebih lanjut, Wei juga memperingatkan bagaimana perang harga yang berlebihan dan berkepanjangan antara merek-merek China yang bersaing, terutama untuk kendaraan listrik (EV), berisiko mengorbankan kualitas dan keandalan.

“Beberapa produk telah dikurangi harganya dari 220.000 yuan (Rp495 juta) menjadi 120.000 yuan (Rp270 juta) dalam beberapa tahun terakhir," kata Mr. Wei kepada Sina Finance. "Produk industri seperti apa yang bisa dikurangi 100.000 yuan (Rp225 juta) dan masih memiliki jaminan kualitas? Yah, ini sama sekali tidak mungkin."

Menurut Wei, para pemasok khususnya telah berjuang untuk bertahan hidup karena tekanan berkelanjutan untuk menurunkan harga. Hal ini menciptakan efek domino negatif di seluruh rantai pasokan.

Menyusul komentar terbaru Wei, saham beberapa produsen EV China seperti BYD, Leapmotor, Nio, dan Geely anjlok hingga 9,5 persen. Hal ini mencerminkan kekhawatiran investor terhadap keberlanjutan model bisnis yang terlalu agresif dalam perang harga.

Baca Juga: Selain BYD, Ini 10 Mobil China paling Laris di Indonesia pada April 2025

China adalah pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Pada tahun 2024, penjualan EV di China mencapai sekitar 9,5 juta unit, merupakan lebih dari 60 penjualan EV global. Namun, persaingan di pasar ini sangat ketat, dengan ratusan merek bersaing.

Penurunan harga yang agresif telah menjadi strategi umum di antara produsen EV China untuk mendapatkan pangsa pasar, terutama setelah peluncuran model-model baru dengan teknologi canggih yang membuat model lama menjadikurangmenarik.