Jalur Maut Cipularang: KNKT Bongkar Misteri Kecelakaan Beruntun, Desain Jalan hingga Genangan Air Jadi Biang Kerok!
Tol Cipularang, jalur vital penghubung Jakarta-Bandung, kembali diselimuti awan duka. Setelah serangkaian kecelakaan beruntun yang meresahkan, terutama di KM 100-90 arah Jakarta, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya membeberkan hasil investigasi mengerikan dari tragedi November 2024. Sejumlah rekomendasi pun dikeluarkan, bagai 'obat pahit' yang harus ditelan semua pihak demi mencegah terulangnya mimpi buruk di jalan tol ini.
Kecelakaan yang terjadi pada November 2024, di mana sebuah truk trailer tanpa ampun menghantam sejumlah kendaraan yang sedang mengantre akibat penyempitan jalan di KM 92+200B, terungkap dipicu oleh kombinasi faktor mematikan. KNKT menyebutkan, tragedi itu adalah perpaduan antara kondisi cuaca hujan saat kejadian, aliran air di jalan, serta kondisi geometrik jalan yang memiliki turunan panjang. Sebuah skenario yang tak terduga, namun mematikan.
Pemicu utama kecelakaan truk trailer itu? Fenomena mengerikan bernama jackknifing. Kondisi ini terjadi ketika truk trailer kehilangan kestabilan saat direm pada permukaan yang tidak rata, seperti genangan air, menyebabkan trailer tak terkendali dan melipat ke arah traktor penariknya. Sebuah 'tarian maut' yang diakibatkan oleh perbedaan koefisien gesekan antara roda kanan dan kiri trailer.
"Sebagai tindak lanjut atas hasil investigasi ini, KNKT telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan kepada berbagai pihak terkait," bunyi pernyataan KNKT dalam keterangan resminya.
Penyebab Tersembunyi: Dari Desain Drainase Hingga Rest Area Minim!
KNKT tidak hanya berhenti pada analisis kecelakaan. Mereka telah memberikan rekomendasi tajam kepada sejumlah lembaga vital yang bertanggung jawab atas infrastruktur dan regulasi jalan.1. Untuk Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan: KNKT meminta evaluasi menyeluruh terhadap aturan terkait jalur penghentian darurat, termasuk desain dan aksesibilitasnya bagi kendaraan berat. Ini adalah 'jalur penyelamat' terakhir bagi truk yang mengalami rem blong, dan desainnya harus benar-benar berfungsi.
2. Untuk Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum: KNKT meminta peninjauan kembali desain drainase di ruas jalan tol yang memiliki turunan panjang guna mencegah akumulasi genangan air. Genangan air, yang terlihat sepele, ternyata menjadi 'ranjau' mematikan. "Dalam kecelakaan ini, genangan air yang terjadi di bahu dalam menyebabkan perbedaan koefisien gesekan antara roda kanan dan kiri truk trailer, yang berkontribusi terhadap fenomena jackknifing," ujar KNKT. Sebuah detail kecil yang berujung pada kehancuran.
KNKT juga merekomendasikan agar dibuat regulasi mengenai batas ketinggian air yang diperkenankan pada jalan bebas hambatan, agar kendaraan berat tetap dapat melintas dengan aman. Ini demi mencegah 'lautan' kecil di jalan tol yang bisa memicu 'tarian maut' jackknifing lagi.
Evaluasi terhadap fasilitas istirahat dan pelayanan (rest area) juga menjadi sorotan, terutama di rest area KM 97B yang kapasitas parkir untuk kendaraan beratnya sangat terbatas. Kurangnya tempat istirahat yang layak bisa memicu kelelahan pengemudi, yang juga menjadi faktor fatal kecelakaan.
BPJT & Jasa Marga 'Diperingatkan': Manajemen Lalu Lintas Kritis!
Tak hanya perencana dan regulator, operator jalan tol pun tak luput dari rekomendasi KNKT.1. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT): KNKT merekomendasikan untuk meningkatkan pengawasan terhadap manajemen lalu lintas di sekitar lokasi pekerjaan jalan. Dalam investigasi, ditemukan bahwa pekerjaan rekonstruksi jalan di KM 91+600 menyebabkan perlambatan arus lalu lintas, sebuah 'jebakan' yang bisa berujung pada kecelakaan beruntun.
2. PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebagai operator jalan tol: KNKT meminta agar memperbaiki sistem manajemen lalu lintas di ruas Tol Cipularang, terutama pada jalur dengan tingkat kecelakaan tinggi dan/atau dalam keadaan hujan.
"KNKT menegaskan bahwa rekomendasi yang telah diberikan bertujuan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas di ruas Tol Cipularang dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Diharapkan semua pihak dapat segera mengimplementasikan langkah-langkah perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang telah disampaikan," ucap KNKT.
Kasus kecelakaan beruntun di Tol Cipularang ini adalah pengingat menyakitkan bahwa keselamatan di jalan tol bukan hanya tanggung jawab pengemudi, melainkan sebuah ekosistem kompleks yang melibatkan desain jalan, regulasi, pengawasan, hingga manajemenlalulintas.







