Efisiensi, Nissan Batal Bangun Pabrik Baterai Senilai Rp17 Triliun

Efisiensi, Nissan Batal Bangun Pabrik Baterai Senilai Rp17 Triliun

Otomotif | okezone | Senin, 12 Mei 2025 - 13:24
share

JAKARTANissan mengumumkan membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai 1,1 miliar dolar AS atau 153,3 miliar yen (Rp17,3 triliun) di Pulau Kyushu, Jepang barat daya. Hal ini lantaran masalah finansial yang mendera produsen tersebut. 

1. Batal Bangun Pabrik Baterai

Diketahui, pada awal tahun ini, Nissan mengumumkan rencana untuk membangun pabrik baterai lithium iron phosphate (LFP). Proyek tersebut digadang menciptakan 500 pekerjaan dan menjadi tonggak penting dalam strategi elektrifikasi Nissan.

Melansir Reuters, Senin (12/5/2025), Nissan mengungkapkan dalam keterangan resminya untuk membatalkan proyek pembangunan pabrik baterai EV. Produsen asal Jepang itu diindikasikan adanya perubahan prioritas untuk mempertahankan eksistensinya di industri otomotif.

“Nissan mengambil tindakan turnaround segera dan menjajaki semua opsi untuk memulihkan kinerjanya,” bunyi pernyataan Nissan, yang mengisyaratkan adanya penyesuaian skala ambisi Nissan di pasar domestik.

“Setelah mempertimbangkan dengan cermat efisiensi investasi, kami memutuskan untuk membatalkan pembangunan pabrik baterai LFP baru di Kota Kitakyushu, Prefektur Fukuoka,” katanya.

2. Pensiun Dini

Terkait pemutusan hubungan kerja, Nikkei melaporkan Nissan akan mulai menerima aplikasi pensiun dini tahun fiskal ini, dengan target beberapa ratus staf di divisi administratif domestik. Produsen mobil tersebut mengatakan akan memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi kapasitas global sebesar 20 persen sebagai bagian dari rencana restrukturisasinya.

 

Terakhir kali perusahaan mengumumkan program pensiun dini di Jepang adalah pada 2007. Saat itu perusahaan memangkas 1.500 pekerjaan karena bertujuan untuk mengimbangi penurunan produksi di pasar domestik yang menyusut.

CEO baru Ivan Espinosa, yang menggantikan Makoto Uchida sebagai kepala eksekutif bulan lalu, tengah merestrukturisasi operasi Nissan. Perusahaan tersebut memangkas karyawan, mengurangi kapasitas produksi, dan menutup pabrik.

Untuk pabrik baterai tersebut, pemerintah Jepang telah mengalokasikan subsidi hingga 55,7 miliar yen. Pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi pada Juli 2028 atau setelahnya dan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 5 gigawatt-jam, berdasarkan materi yang dimuat di situs web Kementerian Perindustrian Jepang.

Topik Menarik