Sejarah Citroen di Indonesia, Kini Transformasi dengan Model Kendaraan Baru

Sejarah Citroen di Indonesia, Kini Transformasi dengan Model Kendaraan Baru

Otomotif | inews | Jum'at, 23 Agustus 2024 - 11:53
share

JAKARTA, iNews.id - Citroen dalam sejarahnya dikenal sebagai salah satu kendaraan mewah Eropa. Brand mobil ini lahir di Saint-Ouen, Prancis pada 1919.

Tidak diketahui secara pasti kapan mobil Citroen pertama masuk Indonesia. Namun, dalam daftar merek mobil yang dikeluarkan Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada 1920, terdapat merek Citroen, di antara ratusan merek mobil lainnya.

Pada awal 1960-an, mobil-mobil merek Citroen mulai terlihat banyak lalu lalang di jalanan kota-kota besar Indonesia. Salah satunya adalah Pallas, produk andalan Citroen yang kala itu sarat dengan teknologi baru.

Mobil Citroen masuk melalui individu, yaitu diplomat dan ekspatriat. Di antaranya, para insinyur Prancis yang dipekerjakan di Proyek Pembangunan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, pada 1957-1967.

Pada 1968, Citroen secara resmi memulai kehadirannya melalui PT Alun sebagai agen merek Citroen di Indonesia. Penerimaan terhadap Citroen kala itu cukup baik

Pada 1975, PT Alun mendirikan pabrik perakitan mobil Citron di kawasan Cakung, Jakarta Timur. Pada 1975-1985, Citroen dibawa kembali oleh para insinyur Prancis yang dipekerjakan di Proyek Pengembangan Bandara Cengkareng (Soekarno-Hatta).

Pada 1991, di Prancis Citroen diakuisisi Peugeot dan bergabung menjadi PSA Peugeot Citroen. Seiring dengan strategi bisnis dan kondisi pasar yang berubah, pada 1994 Citroen hengkang dari Indonesia dan meninggalkan pabriknya di Cakung, Jakarta Timur.

Pada 2016, PSA Peugeot Citroen berganti nama menjadi Groupe PSA (PSA Group) atau Stellantis. Di sini Citroen bertransformasi.

Kembali ke Indonesia

Di bawah naungan Stellantis Group, Citroen kembali masuk pasar Indonesia melalui Grup Indomobil pada 2022.

"Sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar dengan pengalaman, sumber daya, serta jaringan dealer tersebar di seluruh Indonesia, Grup Indomobil merasa dapat mengembangkan merek Citroen di Tanah Air," Chief Executive Officer (CEO) Citroen Indonesia, Tan Kim Piauw dalam Executive Lunch & Media Gathering Citroen di Senayan, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Tan mengungkapkan pada 2022-2025 Citroen membawa telah memperkenalkan lima model kendaraan di Indonesia, yaitu EC-4, C5 Aircross, C3 Aircross, Ami Buggy, dan E-C3 All Electric.

Dia menerangkan dalam tranformasinya Citroen tetap mempertahankan ciri khas filosofi Flying Carpet Ride, suspensi unik khas Citroen yang dirancang untuk meredam setiap guncangan membuat pengendara seperti berseluncur di atas karpet terbang.

Citroen juga membawa teknologi Cocoon Effect, rancangan kabin akustik terbaik di kelasnya yang dapat meredam Noise, Vibration dan Harshness (NVH), sehingga lebih kedap dan hening seperti di dalam kepongpong.

Citroen juga menggunakan material busa dan pembungkus jok kelas atas pada setiap model kendaraannya, sehingga lebih empuk dan nyaman. Ini membuat pengendara tidak cepat letih walaupun berkendara jarak jauh.

Untuk menopang penjualan, Tan mengungkapkan Citroen telah memiliki 22 dealer yang tersebar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Tidak hanya itu, sebagai bukti keseriusan menggarap pasar otomotif Indonesia Citroen telah memiliki pabrik perakitan di Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Bungursari, Purwakarta, Jawa Barat.

Mobil listrik E-C3 All Electric

Mobil listrik Citroen E-C3 All Electric akan mulai diproduksi secara massal di Indonesia pada September 2024. Mobil-mobil ini akan dikirim untuk memenuhi kebutuhan konsumen di dalam negeri. Namun tak menutup kemungkinan, produksi pabrik di Purwakarta, Jawa Barat ini akan dikirim ke pasar di luar negeri.

"Targetnya kita September, kalau September kita mulai produksi, produknya memungkinkan juga September-Oktober sudah bisa kita launching keluar, kita kombinasi ada unit-unit yang sudah kita siapkan secara CBU," ujar Tan.

Dia menegaskan persyaratan minimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen dipastikan akan terpenuhi. Saat ini, untuk mencapai syarat komponen lokal ada beberapa metode yang digunakan. Misalnya dari sisi tenaga kerja harus menggunakan orang lokal untuk menciptakan lapangan kerja. Kemudian, ada beberapa komponen yang menggunakan meterial dari Indonesia.

Topik Menarik