Berdiri sejak Zaman Penjajahan, Ini 2 PO Bus Tertua di Indonesia Masih Beroperasi hingga Sekarang
JAKARTA iNews.id - Dunia transportasi umum Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan. Mereka menjadi perintis sekaligus saksi sejarah dengan melayani angkutan penumpang dan logistik antar daerah di masa kolonial.
Adalah Naikilah Perusahaan Minang (NPM), perusahaan otobus (PO bus) tertua yang sampai saat ini masih berkiprah di dunia transportasi. PO bus asal Padang Panjang, Sumatera Barat ini sudah berdiri sejak 1937.
Perusahaan transportasi darat ini didirikan oleh Bahauddin Sutan Barbangsi Nan Kuniang. Awalnya mereka melayani trayek Bukit Tinggi-Sawah Lunto, dan menjadi mitra PT Pos Indonesia untuk mengantarkan surat, dokumen dan paket.
Meski PO Bus NPM sudah berumur 87 tahun, perusahaan otobus tersebut masih tetap eksis dan populer hingga sekarang. Hal tersebut membuktikan keperkasaan NPM tidak lekang oleh waktu. Mereka bisa bersaing dengan sejumlah PO bus baru yang bermunculan.
PO NPM saat ini dikelola oleh sang cucu Angga Vircansa Chairul. Dia meneruskan usaha tersebut setelah sang ayah yang notabene merupakan generasi kedua kerajaan bus NPM meninggal.
Panjangnya perjalanan NPM membuatnya menjadi bus tertua di Indoneia. Angga bertekad memajukan perusahaan yang didirikan sang kakek meskipun sebenarnya sudah bekerja di bank swasta dengan jabatan mentereng.
PO Bus legendaris yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka lainnya adalah DAMRI. Perusahaan milik negara tersebut berdiri pada 1943, di zaman pendudukan Jepang yakni Jawa Unyu Zigyosha.
Perusahaan ini mengkhususkan diri pada Angkutan barang dengan truk, gerobak, serta terdapat juga Zidosha Sokyoku yang melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus.
Lalu, pada 1945 setelah Indonesia merdeka, di bawah pengelolaan Departemen Perhubungan, Jawa Unyu Zigyosha berganti nama menjadi Djawatan Pengangkoetan untuk angkutan barang. Sementara Zidosha Sokyoku beralih menjadi Djawatan Angkutan Darat untuk angkutan penumpang.
Kemudian selang satu tahun tepatnya pada 25 November 1946, kedua jawatan itu digabungkan berdasarkan Maklumat Menteri Perhubungan No.01/DAM/46, sehingga dibentuklah Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI).
Adapun tugas utama Damri, yaitu menyelenggarakan pengangkutan darat bus, truk, dan angkutan bermotor lainnya. Hingga kini Damri masih melayani angkutan penumpang jarak dekat (dalam kota) dan menengah.