China Mendominasi, Ini Alasan Mazda Belum Jual Mobil Listrik di Indonesia

China Mendominasi, Ini Alasan Mazda Belum Jual Mobil Listrik di Indonesia

Otomotif | inews | Minggu, 4 Agustus 2024 - 08:13
share

JAKARTA, iNews.id - Mobil listrik di Indonesia semakin berkembang seiring dengan banyaknya merek kendaraan masuk pasar Tanah Air. Ini terutama merek-merek mobil China yang menjadikan kendaraan listrik sebagai senjata mereka.

Di sisi lain, Mazda sebagai salah satu produsen yang lama berada di industri otomotif Indonesia belum menjual kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Kenapa?

Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia (EMI), Ricky Thio, mengatakan ada sejumlah faktor yang membuat Mazda belum membawa varian kendaraan listrik. Salah satunya adalah saat ini sedang dalam tahap pengembangan dan mempelajari pasar.

"Kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) secara global baru ada mobilnya di China, tapi masih untuk pasar China. Secara global memang kita sedang mengembangkan EV," ujar Ricky di GIIAS 2024, ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, Mazda secara global telah memiliki rencana elektrifikasi pada seluruh model yang dipasarkannya di seluruh dunia. Produsen asal Jepang itu melihat karakter konsumen dan kesiapan dari negara sebelum memasarkan mobil listrik.

"Sesuai arahan dari global juga kita mau step by step dari HEV, PHEV, baru nanti ke EV. Untuk Indonesia sendiri, kita tidak bisa menentukan sendiri karena masih mengikuti arahan global," kata Ricky.

Mazda sendiri sudah memperkenalkan MX-30 sebagai varian model mobil listrik pada ajang GIIAS 2023. Mobil listrik ini diharapkan jadi salah satu model yang dipasarkan Mazda di Indonesia karena dianggap sesuai dengan karakter konsumen Tanah Air.

Soal performa, MX-30 dibekali dengan teknologi e-Skyactive1 dengan penggerak roda depan. Motor listrik penggerak yang tertanam dapat menghasilkan tenaga 143 hp dan torsi puncak 264 Nm.

Kendaraan ramah lingkungan ini menggendong baterai lithium-ion berkapasitas 35,3 kWh yang dapat menempuh jarak sekitar 200 kilometer. Baterai ini sudah didukung pengisian DC atau fast charging dengan 0-80 persen hanya dalam 30-40 menit. Sedangkan metode pengisian AC 6,6 kW membutuhkan waktu 6-8 jam.

Topik Menarik