Pameran NINGYŌ Rambah ke Denpasar, Sukses Digelar di Jakarta dan Surabaya
Suksesnya pameran boneka dari Jepang, yakni Pameran NINGY: Art and Beauty of Japanese dolls di Jakarta dan Surabaya akan merambah ke Pulau Bali.
Pameran NINGY ini akan berlangsung dari tanggal 30 September hingga 15 Oktober 2023 di Cush Cush Gallery, Denpasar, Bali.
Pameran NINGY Jepang Segera Dibuka di Bali
Pameran NINGY: Art and Beauty of Japanese dolls menghadirkan 67 karya boneka tradisional dan modern, disertai penjelasan sejarah, fungsi, dan penyebarannya dalam kebudayaan mayarakat Jepang.
Sebanyak lebih dari 10.000 pengunjung telah mengunjungi pameran NINGY: Art and Beauty of Japanese dolls di Jakarta selama periode 5-24 Juli 2023, dan lebih dari 1.200 pengunjung di Surabaya pada 23 Agustus-12 September 2023 lalu.
Kini, setelah merampungkan pameran di Surabaya, boneka-boneka tersebut akan melanjutkan perjalanan mereka untuk singgah di Denpasar.
Esensi Budaya Boneka Lintas Generasi di Kebudayaan Jepang
Terminologi Ningy ( ), yang dalam bahasa Jepang berarti Boneka, sejatinya berasal dari huruf (hito, dibaca nin) yang berarti manusia, dan (katachi, dibaca gy) yang berarti bentuk.
Maka secara harfiah, Ningy berarti suatu benda yang berbentuk seperti manusia. Pameran ini memaparkan macam-macam jenis boneka Jepang melalui empat babak: (1) Boneka sebagai doa bagi kesehatan anak; (2) Boneka sebagai sebuah karya seni; (3) Boneka sebagai bagian dari kesenian masyarakat; dan (4) Penyebaran kebudayaan Boneka di Jepang.
Budaya boneka di Jepang bermula dari ritual-ritual pengusiran roh jahat yang telah dilakukan secara turun-temurun.
Dari sanalah muncul boneka-boneka yang digunakan untuk mendoakan pertumbuhan anak agar sehat saat menjelang pergantian musim, atau disebut Sekku Ningy, yang salah satu contohnya adalah Hina Ningy.
Kemudian pada abad ke-17, bersamaan dengan berkembangnya teknik kerajinan, boneka dengan pengerjaan yang lebih rumit mulai dinikmati sebagai karya seni.
Selain itu, muncul kebudayaan boneka berdasarkan iklim dan cerita rakyat pada tiap-tiap daerah, yang mencerminkan kekhasan daerah tersebut, seperti Kokeshi dan Daruma.
Boneka-boneka menjadi cinderamata dan hadiah, serta digemari masyarakat secara luas. Hingga saat ini, berbagai boneka Jepang disukai oleh masyarakat luas secara global, contohnya seperti Jooruri yang digunakan dalam seni pertunjukan, boneka dress-up yang dimainkan anak kecil, hingga figur karakter anime atau manga.
Tentang Pameran Ningy
Pameran NINGY: Art and Beauty of Japanese dolls merupakan bagian dari program Pameran Keliling yang diinisiasi oleh The Japan Foundation di Tokyo, Jepang.
Melalui program tersebut, kantor The Japan Foundation, Jakarta setiap tahunnya menghadirkan pameran yang berbeda-beda terkait budaya, seni rupa, dan kerajinan tangan Jepang.
Kehadiran pameran NINGY: Art and Beauty of Japanese dolls di Indonesia kali ini sekaligus merayakan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jepang dan diharapkan dapat membawa sejarah dan daya tarik budaya Jepang kepada masyarakat Indonesia.
Pameran ini turut didukung oleh Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan bekerja sama dengan Museum dan Cagar Budaya, Galeri Nasional Indonesia, Fakultas Desain Kreatif dan Bisnis Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Cush Cush Gallery, dan Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar.
Lebih lanjut mengenai info pameran ini bisa mengunjungi media sosial dari Japan Foundation, melalui pranala ini .






