Resimen Tjakrabirawa, Cikal Bakal Terbentuknya Paspampres

Resimen Tjakrabirawa, Cikal Bakal Terbentuknya Paspampres

Otomotif | BuddyKu | Rabu, 30 Agustus 2023 - 07:15
share

JAKARTA - Resimen Tjakrabirawa, satuan militer yang melekat dalam ingatan ketika berbicara soal pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia G30S/PKI. Dalam sejarahnya, mereka disebut sebagai pasukan yang disusupi hingga terlibat dalam penculikan dan pembunuhan enam Jenderal TNI Angkatan Darat.

Dirangkum dari berbagai sumber, Resimen Tjakrabirawa merupakan cikal bakal Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Resimen ini gabungan dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas khusus menjaga keamanan Presiden RI pada zaman pemerintahan Soekarno.

Pada saat itu, Brigadir Jenderal Moh. Sabur bertindak sebagai Komandan Resimen Cakrabirawa. Pembentukan Resimen Tjakrabirawa dilatarbelakangi beberapa percobaan pembunuhan yang dilakukan beberapa oknum terhadap Presiden Soekarno.

Jenderal A.H Nasution yang ketika itu menjabat Panglima TNI mengusulkan dibentuknya pasukan khusus pengawal presiden untuk melindungi sang kepala negara RI. Presiden Soekarno pun menyetujui pembentukan pasukan pengawal dengan nama Resimen Tjakrabirawa (Cakrabirawa) pada 1962.

Nama Resimen Tjakrabirawa diambil dari nama senjata pamungkas milik salah satu tokoh pewayangan, Batara Kresna. Mereka direkrut dari bekas pasukan Raider Angkatan Darat, Korps Komando (KKO) Angkatan Laut, Pasukan Gerak Tjepat (PGT) Angkatan Udara, dan Brigade Mobil diberi nama Batalyon KK (Kawal Kehomatan), dengan nomor urut I sampai IV.

Dalam dunia pewayangan, Cakrabirawa merupakan senjata pamungkas milik Prabu Kresna yang jika dilepaskan bisa menyebabkan malapetaka yang dahsyat bagi musuhnya.

Soekarno dalam otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, mengungkapkan, bahwa pasukan Cakrabirawa berkekuatan 3.000 personel yang berasal dari keempat Angkatan Bersenjata. Setiap anggota Cakrabirawa berasal dari pasukan yang andal. Umumnya mereka berlatar belakang pejuang gerilya yang menonjol.

Batalyon I dan II bertugas di Jakarta dan Batalyon III dan IV menjaga Istana Bogor., Cipanas (Cianjur), Yogyakarta, dan Tampaksiring (Bali). Lantaran penugasan tersebut, Markas Batalyon I KK berada di Jalan Tanah Abang (kini Markas Paspampres) dan Batalyon II menempati asrama Kwini (sekarang ditempati Marinir angkatan Laut).

Batalyon I KK berasal dari satu batalyon Angkatan Darat dipimpin oleh Mayor Eli Ebram. Pada peristiwa G30S/PKI, pasukan elit ini disebut-sebut sebagai pelaku penculikan dan pembunuhan ketujuh jenderal yang ternyata hanya enam jenderal TNI AD setelah Jenderal A.H Nasution berhasil meloloskan diri.

Tidak semua anggota resimen terlibat dalam tindakan keji tersebut, hanya beberapa orang saja. Namun, tetap saja mencoreng nama Resimen Tjackrabirawa.

Mereka yang terbukti terlibat dalam peristiwa itu dijatuhi hukuman mati, termasuk Letnan Kolonel Untung yang memimpin penangkapan dan pembunuhan tersebut para jenderal. Pada zaman pemerintahan Suharto, resimen ini dibubarkan dan anggotanya dipulangkan. Namun, kemudian dibentuk kembali dan diubah namanya menjadi Paspampres.

Berikut nama-nama anggota Resimen Tjakrabirawa:

- Brigadir Jendral TNI. Sabur - Komandan Resimen Tjakrabirawa.

- Kolonel Maulwi Saelan - Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa.

- Letnan Kolonel Untung bin Syamsuri - Komandan Batalyon I Tjakrabirawa - Komandan Gerakan 30 September/G30S.

- Letnan Kolonel Ali Ebram - Staf Asisten I Intelijen Resimen Tjakrabirawa.

- Letnan Satu Doel Arif - Komandan Resimen Tjakrabirawa - Komandan Regu pada Gerakan 30 September/G30S yang membunuh Jendral-Jendral TNI-AD (Pasukan Pasopati Gerakan 30 September/G30S).

- Pembantu Letnan Dua Djahurub - Prajurit Resimen Tjakrabirwa - Bergabung dengan pasukan LETTU Doel Arif dan menyerang dan membunuh Jendral A.H. Nasution (lolos).

- Sersan Satu Marinir Hadiwinarto P. Soeradi (NRP. 37265) - Prajurit Resimen Tjakrabirwa.

Topik Menarik