Pentagon: AS Akan Latih Pilot Ukraina Terbangkan Jet Tempur F-16
WASHINGTON, NETRALNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) akan mulai melatih pilot-pilot Ukraina menerbangkan pesawat jet tempur F-16 pada September nanti di pangkalan Angkatan Udara (AU) AS di dua negara bagian di wilayah selatan negara tersebut, demikian diumumkan Departemen Pertahanan AS pada Kamis (24/8/2023).
Pelatihan tersebut, yang akan melibatkan "beberapa pilot dan puluhan personel pendukung", akan dimulai pada September 2023 dengan kelas bahasa Inggris akan diberikan di Pangkalan AU Lackland, Texas, ungkap Sekretaris Pers Pentagon Pat Ryder dalam sebuah konferensi pers.
"Setelah para peserta pelatihan menguasai kemampuan bahasa yang diperlukan, mereka kemudian akan dilatih cara menerbangkan F-16 dan proses ini akan dimulai pada Oktober di Pangkalan Garda Nasional Udara Morris di Arizona," ujar Ryder.
Pelatihan di AS tersebut "akan menjadi pelatihan fundamental pilot pesawat tempur," katanya, seraya menambahkan bahwa kurikulum yang tepat untuk para pilot Ukraina akan bergantung pada tingkat pengalaman mereka, dengan penilaian juga menjadi bagian dari program pelatihan tersebut.
Mengenai durasi pelatihan, seperti dikutip dari Xinhua, Ryder mengatakan bahwa biasanya diperlukan waktu delapan bulan bagi pilot F-16 baru yang belum mendapatkan banyak pelatihan dari pihak AS untuk menyelesaikan prosesnya, dan "sampai kisaran lima bulan" untuk pilot berpengalaman menerima "pelatihan peningkatan".
Saat ini, negara-negara Eropa memimpin upaya untuk melatih pilot Ukraina dengan F-16 dan pesawat tempur canggih buatan negara-negara Barat lainnya, dengan Denmark dan Belanda saat ini bersiap untuk melaksanakan tugas tersebut.
Pemerintah AS sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan melakukan bagiannya untuk memberikan pelatihan di wilayah AS jika Eropa mencapai kapasitas penuh.
Tanpa memberikan informasi spesifik mengenai jadwal pengiriman F-16, Ryder mengatakan bahwa jet tempur tersebut kemungkinan dikirim dalam beberapa bulan mendatang, seraya menambahkan bahwa negara-negara Eropa ingin menyediakan pesawat tersebut "dan AS akan mendukung upaya tersebut melalui proses transfer pihak ketiga."