Elon Musk Bocorkan China Bakal Buat Aturan Teknologi AI
JAKARTA Elon Musk mengatakan, Pemerintah China akan berusaha untuk menginisiasikan peraturan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di negaranya.
Pernyataan tersebut muncul pasca kunjungan Musk untuk menemui pejabat China baru - baru ini.
Elon Musk Digugat karena Rugikan Investor Kripto Dogecoin Miliaran Dolar Musk tidak memberikan rincian secara detail mengenai peraturan ini, namun dia menyampaikan hal tersebut melalui Twitter Space bersama dengan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Robert F. Kennedy Jr.
Dalam kunjungan saya akhir - akhir ini ke China, saya bertemu dengan pejabat senior di sana. Menurut saya, kami memiliki diskusi yang sangat produktif tentang resiko kecerdasan buatan dan kebutuhan untuk beberapa pengawasan dan regulasi, ujar Elon Musk dilansir Reuters, ditulis Selasa (6/6/2023).
Elon Musk Kembali Jadi Manusia Paling Kaya di Bumi Berdasarkan pemahaman Musk, inti dari percakapan tersebut adalah pemerintah negeri tirai bambu tersebut akan mulai membentuk regulasi untuk mengawasi AI di China.
Seperti diketahui, Musk telah menyelesaikan kunjungan dua hari ke China pada hari Kamis, dimana dia bertemu dengan para pejabat senior pemerintah, termasuk wakil Perdana Menteri.
Selama melaksanakan kunjungannya, Musk juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri, Perdagangan, dan Industri China di Beijing, dan Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang
Sebelumnya, Badan pengawas dunia maya China meluncurkan rancangan peraturan pada bulan April yang mengatur layanan kecerdasan buatan generatif, dan mengatakan bahwa mereka ingin agar perusahaan-perusahaan tersebut menyerahkan penilaian keamanan kepada pihak berwenang sebelum mereka meluncurkan layanan mereka kepada publik.
Cyberspace Administration of China (CAC) mengatakan bahwa China mendukung inovasi dan aplikasi AI serta mendorong penggunaan perangkat lunak dan sumber daya data yang aman dan andal.
Namun konten yang dihasilkan oleh AI generatif harus sejalan dengan nilai - nilai sosialis inti negara.
Perusahaan pun diminta untuk bertanggung jawab penuh atas legitimasi data yang digunakan untuk pelatihan produk AI generatif dan langkah - langkah yang harus diambil untuk mencegah diskriminasi saat merancang algoritma dan data pelatihan.
Adapun sejumlah pemerintah mulai mempertimbangkan cara agar dapat mengurangi bahaya dari teknologi baru ini, yang telah mengalami lonjakan investasi dan popularitas konsumen dalam beberapa bulan terakhir setelah peluncuran ChatGPT dari OpenAI.