Siapkan SDM Handal Untuk Riset Dan Teknologi Transisi Energi Pertamina Paparkan Strategi Pengurangan Emisi Di Forum Asia Pasifik

Siapkan SDM Handal Untuk Riset Dan Teknologi Transisi Energi Pertamina Paparkan Strategi Pengurangan Emisi Di Forum Asia Pasifik

Otomotif | BuddyKu | Senin, 29 Mei 2023 - 06:33
share

Strategi yang dikerjakan Pertamina mendukung energi bersih di Indonesia, menjadi salah satu sorotan penting dalam forum kelas Asia Pasifik, di Jepang, Jumat (26/5/2023).Pertamina adalah satu-satunya perusahaan oil and gas yang diundang dalam Nikkei Forum 28th , yang tergolong prestisius.

Sebelum konferensi, Pertamina melakukan penandatanganan kerja sama dengan dua universitas top di Jepang, yaitu Tokyo University dan Kyushu University.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kepada Rakyat Merdeka mengatakan, dua tahun terakhir, Pertamina telah berhasil meningkatkan ESG ( Environmental, Social dan Governance ) performance -nya, sehingga saat ini berada di ranking 2 dunia dalam subsektor integrated oil and gas company .

Maka journey berikutnya adalah mempersiapkan SDM dan memperkuat research and development untuk transisi energi. Salah satu inisiatifnya adalah membangun sustainability academy di Universitas Pertamina dan membangun kerja sama dengan global university. Kerja sama Universitas Pertamina dengan Tokyo University & Kyushu University merupakan bagian dari rencana tersebut, kata Nicke, kemarin.

Rakyat Merdeka berada di Tokyo, Jepang, sejak Kamis (25/5) dan mengikuti rangkaian kegiatan yang dilakukan Pertamina.Dua jam setelah penandatanganan kerja sama dengan dua universitas, Pertamina hadir dalam Forum Nikkei Asia, di Imperial Hotel, Tokyo.

Hadir sebagai pembicara di forum tersebut, mewakili Direktur Utama PT Pertamina (Persero) adalah Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha Salyadi Saputra.

Nikkei Forum adalah salah satu konferensi yang sangat penting di antara forum-forum Asia, sejak tahun 1995. Tahun ini adalah penyelenggaraan ke-28. Nikkei Forum menghadirkan banyak pembicara kelas global, pemimpin pemerintahan, pebisnis dan akademisi di Asia Pasifik. Isu yang dibahas adalah peran dari negara Asia untuk dunia.

Pertamina berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 dengan mengembangkan dekarbonisasi aset dan pembangunan bisnis hijau.

Selain Salyadi, hadir juga sebagai pembicara Koichiro Kimura Asia Pacific Vice Chairman PwC dan Weina Zhang Associate Professor dari National University of Singapore. Acara ini dimoderatori oleh Kiyoshi Ando, Senior Staff Writer Nikkei Inc.

Rakyat Merdeka yang ikut menyaksikan langsung forum tersebut di Tokyo, melihat antusiasme dari panel tersebut. Beberapa pertanyaan dan pujian disampaikan oleh moderator dan panel lain tentang apa yang telah dikerjakan Pertamina.

JADI PEMBICARA: Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero) Salyadi Saputra (kanan) bersama Koichiro Kimura Asia Pacific Vice Chairman PwC saat menjadi pembicara di Nikkei Forum, Tokyo, Jepang, Jumat (26/5). (Foto: Dok. Pertamina)

Dalam sesi diskusi panel bertajuk Asia\'s GX ( green transformation ) Changes The World , Salyadi menyampaikan upaya yang dilakukan Pertamina dalam rangka dekarbonisasi.

Indonesia saat ini memberikan perhatian lebih terhadap climate change , termasuk Pertamina. Kami melakukan upaya dekarbonisasi,yang dipetakan dalam roadmap , terdiri dari dua pilar yaitu decarbonization dan new business building untuk renewable energy , ujarnya.

Saat ini, kontribusi revenue dari fossil fuel Pertamina masih sekitar 82 persen. Diharapkan, dengan bisnis baru di bidang renewable, Pertamina diharapkan dapat menurunkan kontribusi tersebut menjadi 30-35 persen tahun 2030. Agar tercapai net zero carbon pada 2060.

Untuk aspek new business building , melalui subholdingnya, Pertamina berupaya mengeksplor sumber daya energi baru yang diharapkan dapat memberi lebih banyak kontribusi revenue .

Pertamina memiliki kewajiban memastikan energi bagi masyarakat tersedia, terjangkau dan dapat diandalkan. Ini yang perlu kami seimbangkan, bagaimana menciptakan energy security , juga melakukan konversi ke green energy sources . Ini tantangan tapi kami telah mengidentifikasi apa saja yang bisa dilakukan, jelas Salyadi.

Salyadi juga memaparkan dekarbonisasi bisnis dan efisiensi energi Pertamina, antara lain melalui pembangkit listrik ramah lingkungan, losses reduction, elektrifikasi armada, elektrifikasi peralatan statis, Carbon Capture Storage (CCS) dan low carbon fuel for fleets .

Adapun bisnis baru Pertamina meliputi energi terbarukan, EV charging and swapping , Hidrogen Biru/Hijau, Nature-Based Solutions , Baterai dan EV, Biofuel, CCS/CCUS terintegrasi dan Carbon Market Business .

Terkait dekarbonisasi, menurut Salyadi, pihaknya menggunakan teknologi khusus tanpa meningkatkan biaya produksi. Kendati strategi ini mungkin tidak cukup untuk mendekarbonisasi bisnis Pertamina.

Yang harus dilakukan Pertamina, yakni menemukan sumber baru untuk mencapai dekarbonisasi. Hal ini yang membawanya kepada Carbon Capture and Storage .

Sayang, CCS masih sangat mahal. Jadi kami harus bekerja sama menemukan teknologi yang dapat kami gunakan dan investasikan untuk mengurangi biaya tersebut, kata Salyadi.

Salyadi bilang, Indonesia dan Pertamina memiliki potensi yang sangat besar. Pasalnya, banyak mitra yang tertarik untuk berpartisipasi dengan Pertamina.

Meski Pertamina memahami bahwa transisi energi dan karbonisasi akan mematikan bisnis konvensionalnya. Tetapi, saat ini Pertamina terus melakukan kolaborasi dengan semua stakeholder.

Melalui produksi di hulu, Pertamina juga akan berusaha agar tetap ramah lingkungan. Misalnya dari proses lifting minyak atau gas.

Yang tadinya boros, emisinya banyak, kita efisienkan. Kalau ada barang-barang yang bisa diganti, akan kami ganti dengan yang lebih canggih dan lebih efisien, sehingga produksi karbonnya berkurang dengan produksi minyak atau gas yang sama, katanya.

Menurut Salyadi, bisa saja pada tahun 2060 Pertamina tidak lagi hanya menjadi perusahaan migas. Namun untuk saat ini, saya bisa menyebut Pertamina sebagai perusahaan yang profitable , tegasnya. Wahyu Suryani | Ratna Susilowati

Topik Menarik