5 Faktor Fenomena Cuaca yang Pengaruhi Hujan di Wilayah Indonesia
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan saat ini ada lima faktor fenomena cuaca yang mempengaruhi hujan di wilayah Indonesia.
"Hujan yang terjadi di wilayah Indonesia saat ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu yang pertama outgoing longwave radiation (OLR), madden julian oscillation (MJO), dan aktivitas gelombang ekuator yang menunjukkan kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif sebagian besar wilayah Indonesia," ungkap Prakirawan BMKG Rif\'at Darajat dalam keterangannya, Kamis (4/5/2023).
Rif\'at pun mengungkapkan fenomena kedua yang mempengaruhi hujan di wilayah Indonesia saat ini yaitu Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantau berada di laut Sulu Filipina dengan kecepatan angin maksimum 20 Knot tekanan udara minimum 1008,6 milibar dan Bibit Siklon perlahan ke arah barat barat laut dengan potensi menjadi Siklon dalam 24 jam kedepan dalam kategori menengah.
"Sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Kalimantan Utara hingga Laut Sulawesi dan dari Filipina hingga Laut Cina Selatan," katanya.
Ketiga yaitu Bibit Siklon Tropis 95W yang terpantau berada di Samudra Pasifik Utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 15 knot, tekanan udara minimum 1006,7 milibar.
"Bibit Siklon ini perlahan ke arah barat laut dengan potensi menjadi siklon dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah. Sistem ini membentuk daerah lawan dan Kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Samudra Pasifik timur laut Papua," ungkap Rif\'at.
Keempat, kata Rif\'at, adanya konvergensi yang terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Lampung di Sulawesi Barat, di Laut Arafuru yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Pesisir Barat Bengkulu, dari selat Makassar hingga Sulawesi Barat dan dari Papua bagian tengah hingga Papua Selatan.
"Daerah konvergensi lain juga terpantau memanjang dari Samudra Hindia Aceh, dari Serawak hingga Kalimantan Utara, dari Jawa Timur hingga Pesisir Selatan Jawa Barat, dari Laut Banda hingga laut Flores dan laut seram hingga Papua Barat," katanya.
Suzuki Pastikan e-Vitara Meluncur di Indonesia Tahun Depan, Dikabarkan Hadir dalam 2 Varian
"Serta daerah pertemuan angin atau Konvensi di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur hingga Jawa, dari Laut Arafuru hingga Laut Aru, Selat Karimata hingga Laut Cina Selatan dan laut Sulawesi hingga pulau Halmahera," tambah Rif\'at.
Kelima yaitu labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal yang terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten.
"Kemudian di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, serta Papua," tandas Rif\'at.





