Elon Musk Minta Pengembangan AI Dijeda, Khawatir Berbahaya

Elon Musk Minta Pengembangan AI Dijeda, Khawatir Berbahaya

Otomotif | BuddyKu | Sabtu, 1 April 2023 - 22:44
share

JAKARTA, iNews.id - Elon Musk dan elit global seperti Steve Wozniak meminta pengembangan sistem AI atau kecerdasan buatan dijeda. Karena mereka khawatir dapat berbahaya bagi umat manusia.

Elon Musk dan sejumlah elit global meminta waktu memastikan AI aman. Dalam surat terbuka ditandatangani lebih dari 1.000 orang ahli, termasuk Musk.

Para elit global menyebut AI sekarang jauh lebih kuat dibanding versi sebelumnya. Kekhawatiran ini muncul disebabkan peluncuran GPT-4 OpenAI.

Sistem AI dengan kecerdasan kompetitif manusia dapat menimbulkan risiko besar bagi masyarakat dan kemanusiaan. Sistem AI kuat harus dikembangkan hanya setelah kami yakin efeknya akan positif dan risikonya dapat dikelola, kata mereka dalam surat terbuka.

Untuk diketahui Musk adalah investor awal di OpenAI. Dia menghabiskan waktu bertahun-tahun di perusahaan ditambah juga di Tesla mengembangkan sistem AI demi membutuhkan menggerakkan teknologi self-driving di antara aplikasi lainnya, sebagaimana dikutip dari Science Alert.

Peran Musk sangat penting dalam pengembangan AI, tapi kini dia bersama para ahli lainnya sepakat untuk meminta waktu dan mengimbau kepada seluruh laboratorium AI agar segera menghentikan sementara pelatihan sistem AI, yang lebih kuat dari GPT-4 selama minimal 6 bulan.

Dalam waktu enam bulan, mereka akan menggunakannya demi mengembangkan protokol keselamatan, sistem tata kelola AI, dan memfokuskan kembali penelitian untuk memastikan sistem AI lebih akurat. Mereka juga akan memastikan AI setiap kepada manusia.

Selain meminta waktu jeda pengembangan kecerdasan buatan, mereka mengimbau seluruh laboratorium di dunia menghentikannya, dan merancang protokol keselamatan. Musk dan rekannya juga menyerukan kepada pemerintah untuk turun tangan dan memberlakukan moratorium jika perusahaan gagal mencapai kesepakatan.

Sayangnya, tidak disebutkan bagaimana bahaya yang ditimbulkan GPT-4. Tapi, para elit global termasuk Gary Marcus dari New York University berpendapat chatbos pembohong besar dan berpotensi menjadi penyebar disinformasi.

Topik Menarik