Peneliti Ungkap Sistem Infotainment Tesla Bisa Diretas dari Jarak Jauh, Sebutkan 3 Kerentanan Ancam Pengemudi
JAKARTA, celebrities.id - Belum lama ini heboh di dunia teknologi soal kabar peretasan pada sistem infotainment mobil listrik ternama milik Elon Musk, Tesla.
Adapun sistem infotaiment yang diretas itu memungkinkan si hacker untuk menyalakan atau mematikan lampu, membunyikan klakson, membuka bagasi, hingga mengaktifkan wiper kaca depan dari jarak jauh.
Seperti yang dilansir dari laman gadgetsnow, Kamis (30/3/2023), para peneliti yang bekerja untuk firma keamanan Synacktiv menemukan adanya tiga kerentanan yang bisa digunakan untuk meretas Tesla.
Para peneliti menilai, bahwa kerentanan tersebut tentunya sangat berpotensi mengganggu kenyamanan hingga keselamatan pengemudi. Namun, Tesla memberi tahu para peneliti, bahwa para peretas tidak bisa menghidupkan dan mematikan mobil, atau mengambil alih kemudi.
Meski demikian, salah satu peneliti yakni Eloi Benoist-Vanderbeeken, meyakini bahwa hal itu mungkin saja terjadi.
"Tesla menyebutkan peretas tidak akan bisa memutar setir, berakselerasi, atau mengerem. Tapi dari pemahaman kami tentang arsitektur mobil, kami tidak yakin ini benar, tapi kami tidak punya buktinya," ucap Vanderbeeken.
Sementara itu, para peneliti mengaku tidak memiliki akses penuh ke Tesla pada saat itu. Namun, mereka berharap untuk memeriksa fakta pernyataan perusahaan tersebut, begitu mereka melakukannya.
Kemudian, laporan itu juga menyebutkan bahwa kerentanan pertama bisa dieksploitasi lewat Bluetooth, sedangkan untuk yang kedua memungkinkan para peneliti untuk meningkatkan hal istimewa mereka menjadi root, istilah keamanan dunia maya untuk akses sistem tingkat tertinggi dan memberi mereka kebebasan untuk mengeksekusi kode dalam sistem infotainment.
Lalu, kerentanan yang ketiga, yakni memberi para peretas kendali atas gerbang keamanan, sebuah komponen yang mengirimkan beberapa perintah kepada mobil.
"Ini bukan pada titik browser modern yang berjalan di iPhone atau Android, tapi tidak jauh dari itu. Mobil Tesla terhubung dengan sangat baik ke internet, jadi mereka perlu menjaga keamanan karena kemungkinan besar akan ditargetkan lebih dari mobil lain," ucap Vincent Dehors, Insinyur Keamanan Cyber, Synacktiv.
Tidak hanya itu, para peneliti juga menyebutkan, bahwa Tesla tengah mengerjakan tambalan untuk kerentanan tersebut, yang harus segera dilakukan pada mobil.
Sebagai informasi, bulan lalu Tesla telah menghentikan peluncuran perangkat lunak Full Self-Driving (FSD) beta di AS dan Kanada hingga firmware untuk mengatasi masalah keselamatan.
"Tesla telah mengeluarkan penarikan sukarela pada kendaraan Model S, Model 3, Model X dan Model Y tertentu yang telah menginstal atau sedang menunggu instalasi perangkat lunak yang berisi fitur Full Self-Driving (FSD) Beta," tulis Tesla dalam keterangannya.
