Harga Mobil Listrik Diprediksi Turun Tahun 2030, Pengadaan Baterai Murah Terus Digenjot

Harga Mobil Listrik Diprediksi Turun Tahun 2030, Pengadaan Baterai Murah Terus Digenjot

Otomotif | BuddyKu | Senin, 6 Februari 2023 - 21:16
share

JAKARTA, celebrities.id Harga mobil listrik masih mahal. Ditengarai karena biaya pembuatan baterai yang mencapai setengah dari harga mobil.

Di lain sisi, pemerintah Indonesia berusaha mempercepat tren kendaraan listrik dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah memberikan insentif berupa subsidi pembelian yang diharapkan dapat meringankan masyarakat.

Seperti diketahui, saat ini kendaraan listrik memiliki harga yang sangat tinggi karena menyesuaikan baterai. Pasalnya, harga paket baterai setengah dari harga kendaraan listrik itu sendiri bila dilihat dari besar kapasitasnya.

Pengamat otomotif sekaligus pakar kelistrikan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agus Purwadi mengatakan setiap produsen sedang bekerja keras untuk menemukan formula yang tepat agar membuat harga baterai lebih terjangkau.

Itu akan memengaruhi harga jual mobil listrik yang nantinya bakal jauh lebih murah ketimbang yang beredar saat ini. Bahkan, Agus meyakini mobil listrik akan memiliki harga yang bersaing dengan kendaraan dengan mesin pembakaran internal.

Sebenarnya prediksinya enggak lama lagi ya. Kalau secara global, prediksinya itu ada yang 2027, ada yang 2030. Tapi paling lambat kemungkinan 2030 itu harganya sudah turun dan kompetitif dengan mobil konvensional, kata Agus saat dihubungi MNC Portal.

Seperti diketahui, saat ini ada sejumlah produsen pembuat baterai yang berinvestasi di Indonesia. Dikabarkan tahun depan mereka akan mulai lini produksi baterai untuk kendaraan listrik yang akan diekspor ke seluruh dunia.

Percepatan inovasi baterai yang sedang dikejar dan ditunggu-tunggu oleh masyarakat di seluruh dunia saat ini. Jadi kenapa menunggu? Daya beli konsumen di Indonesia masih terbatas. Di Eropa, Amerika, dan China saja masih menunggu hal ini, ujar Agus.

Selain itu, Agus juga mengungkapkan konsumen di Indonesia belum memikirkan hitungan Total Cost of Ownership (TCO). Ini adalah penghitungan biaya dalam membeli sesuatu ditambah biaya untuk mengoperasikannya selama masa penggunaannya.

Sementara di Indonesia masih memikirkan bagaimana harga jualnya saat membeli kendaraan. Oleh karena itu, masih ada keraguan dari masyarakat untuk memboyong mobil listrik, selain masalah daya beli.

Harganya masih terbilang mahal dibandingkan mobil ICE. Kalau di Eropa, Amerika, dan China itu cara berpikirnya sudah rasional. Di Indonesia agak beda, belum beli mobil tapi sudah memikirkan harga jual kembali. Kalau membeli mobil listrik bayangan mereka harga jualnya jatuh sekali karena baterainya sangat mahal, ucapnya.

Topik Menarik