Harga Minyak dalam Tren Naik Jelang Akhir 2022, Terdorong Tensi Geopolitik

Harga Minyak dalam Tren Naik Jelang Akhir 2022, Terdorong Tensi Geopolitik

Otomotif | BuddyKu | Jum'at, 30 Desember 2022 - 10:16
share

IDXChannel Harga Minyak mentah dunia dalam fase naik jelang akhir tahun ini. Tren itu berlanjut sejak awal tahun di mana harga komoditas itu ditopang oleh tensi geopolitik yang meningkat.

Sentimen lainnya yaitu penguatan dolar dan pelonggaran kebijakan Covid-19 di sejumlah negara yang mendorong naiknya jumlah perjalanan. Meski begitu, permintaan dari importir utama China masih lemah akibat ketatnya aturan yang berdampak pada ekonomi negara tersebut.

Berdasarkan data Reuters, harga minyak jenis Brent menguat 0,5%, menjadi USD83,90 per barel, tetapi kembali merosot ke USD82,26 untuk kontrak Februari. Meski begitu, Brent akan menutup 2022 dengan penguatan 5,76% setelah sebelumnya melejit 50,2% pada 2021.

Secara historis, harga sempat melonjak pada kuartal kedua ke puncaknya di USD139,13 per barel, sebuah level tertinggi sejak 2008, didorong agresi militer Rusia dan Ukraina yang memicu masalah keamanan pasokan dan energi.

Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menanjak 0,6% di USD78,88 per barel, setelah ditutup 0,7% lebih rendah pada Kamis lalu.

WTI berada di jalur penguatan 4,5% untuk tahun 2022 setelah kenaikan 55% pada 2021, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (30/12).

Analis melihat tahun 2022 merupakan periode yang cukup memberikan benefit bagi pasar komoditas. Namun, penguatan dikhawatirkan akan berbalik arah pada tahun depan menyusul tren suku bunga.

"Ini tahun yang luar biasa bagi pasar komoditas dengan risiko pasokan yang menyebabkan peningkatan volatilitas dan kenaikan harga," kata analis ING Ewa Manthey.

Selain karena tensi di Eropa Timur, sentimen yang sempat membebani harga minyak datang dari pembatasan mobilitas di China. Kabar terbaru, Beijing telah melonggarkan sejumlah regulasi, yang diharapkan pasar dapat kembali memacu permintaan bahan bakar.

Menurut Direktur Konsultan JTD Energy Services, John Driscoll, pelonggaran pembatasan perjalanan yang terjadi baru-baru ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan minyak.

Tetapi, peningkatan tajam kasus Covid di China telah menimbulkan kekhawatiran serius," katanya.

(FRI)

Topik Menarik