Kenapa Orang Jawa Tidak Punya Marga? Ternyata Alasannya Begini

Kenapa Orang Jawa Tidak Punya Marga? Ternyata Alasannya Begini

Otomotif | BuddyKu | Rabu, 7 Desember 2022 - 17:32
share

JAKARTA, iNews.id - Kenapa orang Jawa tidak punya marga? Pertanyaan tersebut tentu pernah hadir dalam pikiran Anda, mengingat suku-suku lain di Indonesia memiliki marga, berbeda dengan suku Jawa.

Suku lain tersebut menyematkan nama marga di belakang nama mereka. Maka dari itu, tak heran jika nama Ginting, Hutapea, Hutabarat, Simanjuntak, Andi, Ratulangi, hingga Rorimpandey kerap ditemui sebagai nama belakang orang-orang dari suku Batak, Bugis, dan Minahasa.

Marga sendiri berfungsi sebagai penanda silsilah keturunan. Dengan adanya marga, orang-orang dari suku tertentu dapat membawa diri dengan benar jika bertemu dengan orang dari suku lain.

Maka dari itu, tidak adanya marga pada suku Jawa menjadi suatu hal yang cukup unik bagi suku lain. Adapun alasan di baliknya adalah sebagai berikut.

Kenapa orang Jawa tidak punya marga?

Marga hanya untuk keluarga kerajaan

Meskipun masyarakat Jawa pada umumnya tidak memiliki marga, keluarga kerajaan justru sebaliknya. Kalangan ningrat atau keluarga kerajaan menggunakan marga sebagai nama belakang.

Tujuannya adalah agar mudah dikenali ketika membaur dengan warga biasa. Tak hanya itu, marga akan menjadi sebuah pengingat bagi anggota keluarga kerajaan untuk tetap menjalankan kode etik keraton.

Maka dari itu, orang biasa dari suku Jawa tidak memerlukan marga karena tidak memiliki beban yang sama dengan keluarga kerajaan.

Marga hanya untuk orang kaya

Di zaman penjajahan, nama keluarga digunakan sebagai nama belakang seseorang yang memiliki banyak aset. Hal itu terjadi lantaran nama keluarga akan sangat dibutuhkan dalam pengurusan administrasi kepemilikan properti.

Selain itu, nama keluarga ini juga sangat penting dalam kepengurusan pembagian warisan. Sebaliknya, orang Jawa yang tidak memiliki harta apapun, terlebih yang berprofesi sebagai buruh tidak membutuhkan nama keluarga.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, hal tersebut juga tak berlaku. O0rang-orang kaya pun telah meninggalkan penggunaan nama marga di belakang namanya.

Marga membuat nama orang Jawa menjadi panjang dan terbebani

Orang Jawa percaya dengan istilah kabotan jeneng atau terbebani dengan nama yang berat. Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang mempunyai nama yang panjang atau nama marga di belakang namanya.

Ketika orang Jawa merasa terbebani dengan namanya yang berat tersebut, maka orang itu dipercaya akan tertekan dalam menjalani hidup. Hal itu terjadi lantaran orang yang dimaksud bisa saja tidak dapat berperilaku sesuai dengan makna dalam namanya.

Alih-alih menggunakan nama yang panjang atau nama marga, orang Jawa pada zaman dahulu lebih suka dengan nama yang terdiri dari satu kata. Maka dari itu, nama-nama seperti Joko, Sri, Juminten, dan Mulyono cukup populer digunakan.

Topik Menarik