Tren Motor 2-Tak, Karakter Tarikan seperti ‘Setan’

Tren Motor 2-Tak, Karakter Tarikan seperti ‘Setan’

Otomotif | BuddyKu | Sabtu, 29 Oktober 2022 - 10:20
share

RADAR JOGJA Motor 2-tak tetap digandrungi meski tak lagi diproduksi. Salah satu penggemar motor bermesin 2-tak yakni, Muhammad Aulia Rizqi,27 asal Magelang, Jawa Tengah. Itu dibuktikan dengan koleksi Yamaha RX King 2004 yang jadi motor keseharian.

Kiki sapaannya mengatakan, menggemari motor 2-tak lantaran mencintai hobi otomotif. Khususnya sepeda motor. Disamping motor 2-tak juga memiliki kenangan indah pada zaman kejayaan.

Hal itulah yang kemudian membuat kebanyakan penghobi otomotif tetap berminat dengan motor 2-tak. Meski di tengah mahalnya harga BBM dan gempuran motor 4-tak yang memiliki inovasi-inovasi canggih serta irit bahan bakar.

Selain itu, lanjut Kiki, merestorasi motor-motor tua seperti baru keluar dealer juga tengah menjadi tren bagi penghobi otomotif. Sebab menurutnya restorasi adalah sebuah seni sekaligus tantangan untuk merawat motor yang sudah berhenti produksi.

Apalagi sampai hari ini harga motor 2-tak justru mengalami kenaikan akibat dari tren restorasi ini. Karena spare part yang dicari sudah langka dan cukup mahal harganya ujar Kiki kepada Radar Jogja, kemarin (28/10).

Lebih lanjut, Kiki menilai kalau motor 2-tak memiliki karakteristik tersendiri dalam hal dapur pacunya. Kebanyakan motor 2-tak mempunyai karakter tarikan setan saat awal akselerasi. Selain itu, kendaraan 2-tak juga membuat penggunanya lebih leluasa dalam hal modifikasi mesin. Meskipun dibandingkan teknologi memang mesin motor 4-tak lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar.

Ia mencontohkan, Yamaha RX King atau RX-Z dengan Yamaha V-ixion pada tarikan bawah lebih terasa memacu adrenalin RX King. Apalagi jika digunakan pada medan yang terjal dan jalan berkelok di daerah pegunungan. Menurutnya motor 4-tak justru akan sering menggunakan gigi rendah dan tenaga yang dihasilkan pun sangat berbeda. Motor 4-tak dari segi tenaga yang dihasilkan kurang bisa memenuhi hasrat pecinta motor 2-tak, sebut Kiki.

Kemudian dari segi perawatan, Kiki menyatakan kalau motor 2 tak terbilang cukup mudah daripada 4-tak saat ini. Sebab mekanik lebih leluasa dalam menuangkan kreativitasnya dalam mengoprek mesin. Ditambah lagi dalam hal spare part motor 2-tak juga telah banyak diproduksi baik dari pabrikan maupun after market.

Soal biaya pun tergantung kebutuhan motor. Seumpama mengarah ke restorasi dengan kualitas original, maka penghobi harus siap merogoh kocek lebih dalam. Sebab spare part asli saat ini beberapa spare part sudah berhenti produksi pabrik dan cukup sulit ditemukan di toko maupun market place.

Kalau pun masih ada juga yang menjual spare part asli second. Di komunitas harganya cukup mahal. Seperti contohnya tutup filter oli samping RX King Master. Kalau yang asli bisa mencapai Rp 700 ribu Rp 900 ribuan. Tetapi orang rela membayar dengan harga segitu karena didasari kecintaan dan memiliki kepuasan tersendiri merawat motor 2-tak, ungkap Kiki. (inu/bah)

Mesin Enteng, Emisi Buruk

MOTOR 2-tak kembali menjadi tren di kalangan anak muda. Padahal motor tersebut, sudah lama berhenti diproduksi.

Dosen Teknik Mesin Industri UGM Jayan Sentanu menjelaskan, motor 2-tak disukai karena mesinnya ringan, responsif dan akselerasinya tinggi. Meski motor ini terbilang boros bahan bakar. Mesinnya masih sederhana, jelasnya kemarin (28/10)

Diungkapkan, motor 2-tak terakhir diproduksi kira-kira 12 tahun lalu. Tidak diproduksi lagi karena dinilai tak relevan dengan era sekarang. Gas buang atau emisinya buruk, ungkapnya.

Komponen mesin 2-tak terdiri dari piston, batang piston, intake port dan poros engkol. Lalu ada head cylinder, blok mesin, exhaust port dan transfer port.

Dijelaskan, dimaksud 2-tak karena memiliki dua langkah piston dengan sekali siklus pembakaran. Nah, komponen mesin 2-tak ini hampir sama dengan 4-tak, sebagaimana kendaraan keluaran saat ini.

Hanya saja jumlah komponennya lebih sedikit dibandingkan empat-tak. Sehingga lebih simpel sistem pergerakannya, bebernya.

Dijelaskan, 2-tak memiliki ciri bentuk mesin lebih kecil. Selain untuk motor, dulu beberapa kapal masih menggunakan mesin dua tak. Kendati begitu ukurannya lebih besar dari mesin yang digunakan untuk motor. Besar layaknya mesin diesel, sambungnya.

Dijelaskan 2-tak memiliki cubical centimeter (CC) kecil. Antara 120-150 CC. Tapi untuk kecepatannya, hampir sama dengan motor 4-tak saat ini. Namun demikian empat-tak memiliki kapasitas jauh lebih tinggi, yakni hingga 250 CC.
Kelemahan 2-tak memiliki emisi buruk. Banyak bahan bakar yang tidak terbakar dan ikut keluar jadi hidrokarbon dan karbon monoksida.

Menurutnya, mesin 2-tak bisa saja di modifikasi mengurangi emisi. Bisa ditambah catalytic converter sebagai alat untuk pengendali emisi. Tetapi kan cost-nya lebih mahal, terangnya.

Dia menyebut motor 2-tak terbaik di Indonesia antara lain, Yamaha RX King populer pada 1980-an, Kawasaki Ninja 150 CC dan Honda NSR 150 populer pertengahan 1990-an. Kemudian ada Suzuki Satria 120 keluaran 1997, Suzuki RK Cool 110 CC, Yamaha 125ZR dan lain-lain. Ada tipe bebek. Namun di akhir-akhir (di produksi, Red) lebih dominan tipe cowok (di pakai cowok, Red), bebernya.

Karena sudah tak diproduksi, kendaran-kendaraan tersebut semakin langka ditemukan. Beberapa dikoleksi, ada pangsa pasarnya sendiri. Hingga harganya pun bisa berkali lipat dari harga kendaraan saat ini, ujarnya. (mel/bah)

Topik Menarik