Sri Lanka dalam Krisis, Kirim Menteri ke Qatar dan Rusia Minta Pasokan Energi

Sri Lanka dalam Krisis, Kirim Menteri ke Qatar dan Rusia Minta Pasokan Energi

Otomotif | BuddyKu | Kamis, 30 Juni 2022 - 08:33
share

IDXChannel - Krisis ekonomi yang tengah melanda Sri Lanka diikuti oleh kekurangan pasokan energi. Pemerintah Sri Lanka pun terus melakukan berbagai cara untuk mengatasinya.

Teranyar, Sri Lanka mengirimkan menterinya ke Qatar dan Rusia dengan harapan bisa mendapatkan kerjasama terkait dengan pasokan energi.

Negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta orang itu berada dalam cengkeraman krisis keuangan yang menyebabkan cadangan mata uang sangat rendah, membuat impor barang-barang penting termasuk makanan, obat-obatan, bensin dan solar semakin sulit.

Dikutip dari Reuters , Menteri yang diberangkatkan antara lain Menteri Tenaga dan Energi Kanchana Wijesekera, yang tiba lebih dulu di Qatar pada Senin malam serta Menteri Pendidikan Susil Premajayanth, yang dijadwalkan tiba di Rusia pada 3 Juli mendatang.

Wijesekera diharapkan dapat menemukan pemasok bahan bakar jangka panjang di Qatar. "Untuk mencari yang bersedia bekerja sama dengan devisa Sri Lanka dan tantangan lainnya", kata seorang pejabat kementerian, yang menolak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media. Dilansir melalui Reuters pada Rabu (29/6/2022).

Sementara itu, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa menulis di akun Twitter, bahwa dia bertemu dengan duta besar Rusia, Yuri Materiy, pada hari Senin. Selain itu, Rajapaka mengungkapkan pada bulan lalu Sri Lanka telah membeli 90.000 ton minyak Rusia.

"Mempertahankan hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara, sementara fokus pada pengembangan peluang perdagangan dibahas secara luas pada pertemuan ini," kata Rajapaksa.

Sebelumnya Sri Lanka mengalami kebangkrutan setelah tidak mampu membayar utang luar negerinya. Sri Lanka sendiri saat ini sudah terjebak oleh krisis pangan dan energi akibat kurangnya cadangan devisa yang dimiliki negara itu. Bahkan, inflasinya telah melonjak hingga 33 persen.

(FRI)

Topik Menarik