Tak Eksklusif dengan LinkAja, Pertamina Buka Pintu Bagi Perusahaan Dompet Digital Lain

Tak Eksklusif dengan LinkAja, Pertamina Buka Pintu Bagi Perusahaan Dompet Digital Lain

Otomotif | BuddyKu | Kamis, 30 Juni 2022 - 07:53
share

IDXChannel - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Republik Indonesia menyoroti rencana penggunaan aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM). Sorotan utama terhadap mekanisme pembayaran yang hanya menggunakan satu dompet digital ( e-wallet ) yakni LinkAja.

Menanggapi hal itu, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting tidak banyak memberikan keterangan, ia hanya mengatakan kalau sistemnya masih dalam masa uji coba.

"Pembayaran juga masih bisa cash , kerja sama tentu saja masih terbuka," kata Irto kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Rabu (29/6/2022).

Sementara itu, Pengamat energi sekaligus peneliti tambang pada Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, mengatakan sangat wajar KPPU menyoroti Pertamina terkait itu.

Menurutnya, Pertamina harus bisa menjalankan apa yang dianjurkan oleh KPPU karena itu terkait pengawas persaingan, ia berpesan jangan sampai terjadi monopoli dalam sebuah usaha digital. Apalagi ini sudah masuk ke dalam industri digital, Pertamina harus masuk ke situ.

"Pertamina sebagai perusahaan besar harus bekerja sama dengan e-wallet yang lain bukan hanya satu, LinkAja. Karena kan kalau hanya satu LinkAja dia kan seolah ingin memperkaya satu perusahaan saja," ungkap Ferdy.

Ferdy menambahkan, alangkah baiknya membagi ke dompet digital yang lain supaya persaingannya lebih sehat. Jadi jangan sampai di monopoli oleh satu dompet digital.

"Ini tergantung dari Pertamina, kalau dia tidak mematuhi anjuran dari KPPU itu sangat berbahaya nanti. Itu akan terkena soal monopoli," pungkasnya.

Ia menjelaskan masih banyak dompet digital yang lain yang bisa jadi alternatif, sehingga apabila ada satu yang bermasalah, masih ada dompet digital lain yang menjadi pilihan.

"yang jadi sorotan saya adalah Pertamina itu bukan perusahaan yang kecil, dia perusahaan yang gede, perusahaan yang gede banget, labanya aja USD 3 miliar, masa mau bekerja sama dengan satu perusahaan saja. Atau mungkin memang dia masih bertahap proses kerja samanya, mungkin ya," tandasnya.

(FRI)

Topik Menarik