Tiru Indonesia, Malaysia Ikut Goda Tesla Investasi Mobil Listrik

Tiru Indonesia, Malaysia Ikut Goda Tesla Investasi Mobil Listrik

Otomotif | sindonews | Jum'at, 13 Mei 2022 - 09:15
share

WASHINGTON - Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengundang pengusaha Amerika untuk berinvestasi di berbagai bidang bisnis di negeri jiran termasuk automotif. Undangan itu dilayangkan oleh Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob saat mengadakan pertemuan dengan US-ASEAN Business Council (US-ABC) di Washington, Amerika Serikat, baru-baru ini.

"Saya menyarankan agar Tesla berinvestasi di Malaysia dalam memproduksi mobil listrik," ujar Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.

Dia melanjutkan bahwa saat ini Malaysia telah meminta US-ABC, yang mewakili 170 bisnis besar Amerika di Asia Tenggara, untuk berperan lebih besar dalam menarik investasi ke ASEAN, khususnya Malaysia. Dia menambahkan, dari pertemuan itu US-ABC menganggap Malaysia sebagai mitra dagang penting Amerika Serikat.

Sementara disebutkan Paultan, undangan Malaysia kepada pembuat mobil listrik paling popular di dunia dari Amerika Serikat itu masih belum terlalu matang. Menurut mereka, undangan Perdana Menteri Malaysia masih berada jauh di belakang dengan apa yang sudah dilakukan oleh Indonesia. "Indonesia telah lama melakukan pembicaraan dengan Tesla tentang kemungkinan mendirikan pabrik di republik itu, guna membuat baterai untuk mobil listrik," sebut Paultan.

Awalnya, Tesla memang hanya tertarik untuk membangun baterai untuk sistem penyimpanan energi daripada untuk mobilnya di Indonesia. Namun, pertemuan terbaru yang dipimpin oleh Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dengan CEO Tesla Elon Musk baru-baru ini membuat diskursus kolaborasi Tesla dan Indonesia bergeliat lagi.

Apalagi saat ini Presiden Joko Widodo juga sudah berada di Amerika Serikat, seperti halnya Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob.

Presiden Joko Widodo sendiri dijadwalkan bertemu langsung dengan Elon Musk dalam kunjungan itu. "Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, ingin membangun rantai pasokan penuh untuk mengekstrak bahan kimia baterai dari logam daripada hanya mengekspornya," sebut Paultan lagi.

Topik Menarik